Kita bersekolah selama 3 Tahun di tentukan selama 3 hari dengan 6 Pelajaran. Apakah adil kita sekolah selama 3 tahun yang memperoleh banyak ilmu di tentukan hanya oleh 6 mata pelajaran yang bisa di bilang belum mewakili mata pelajaran yang lain? Mungkin bagi siswa lain itu adil, tapi ada beberapa juga siswa yang bilang tidak adil. Lantas bagaimanakah yang adil? Nilai kelulusan di tentukan dengan nilai tiap akhir semesterkah? Atau pendapat-pendapat yang lain? Karena mungkin saja terjadi kecurangan-kecurangan dalam UAN. Seperti kasus di sebuah SD di Surabaya yang 1 kelas tersebut menyontek. Namun hal itu di biarkan begitu saja. Itu bukan karena pemerintah dan pihak terkait tidak mau menyelidiki hal itu. Tetapi karena tidak adanya bukti-bukti yang bisa yang nyata dan masih banyak kasus-kasus lain yang sama.
Itu hanyalah sebagian kecil dari beberapa kecurangan dalam pelaksanaan UAN di berbagai daerah di Indonesia. Sekarang ini bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bisa di percaya menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di sekolah? Bagaimana mungkin? Ini tidak boleh di biarkan. Pemerintah harus melakukan sesuatu. Namun, bukan hanya pemerintah saja yang bekerja tetapi seluruh yang terkait dengan pelaksanaan UAN di Indonesia. Kita reformasi lagi sistem pendidikannya. Dari akar hingga ke pucuknya. Ini kita lakukan demi anak cucu kita. Agar kelak tidak ada lagi yang menyesal dalam pelaksanaan UAN. Jika pemerintah memang bersikeras untuk menjadikan untuk menjadikan UAN sebagai ukuran dalam keberhasilan pendidikan di sekolah maka rubah sistemnya. Buat orang-orang yang tidak bertanggung jawab tidak bisa melakukan sesuatu yang bisa merugikan orang lain. Jika pemerintah tidak bisa melakukannya, maka jangan jadikan UAN sebagai ukuran keberhasilan pendidikan di sekolah. Karena hal itu tidak ada gunanya. Tidak ada manfaatnya se-cuil pun.
UAN di Indonesia tidak akan bisa menjadi ukuran pendidikan di sekolah. Namun, malah akan membuat penambahan daftar kecurangan-kecurangan di setiap ujian. Jika hal ini di biarkan maka 100% nilai-nilai hasil UAN bukan lagi nilai murni. Tapi itu mungkin nilai hasil menyontek dan bekerja sama. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang bisa di gantikan sebagai pengukur keberhasilan pendidikan di sekolah. Seperti UAS-lah, Ujian Semester. Karena bisa jadi UAN akan jadi hantu bagi siswa-siswi dalam kehidupan pendidikannya. Janganlah menambah beban bagi para pelajar Indonesia karena beban mereka sudah banyak, di antaranya sekolah rusak, jalan menuju sekolah yang rumit.
Jadi bisa di katakan penyelenggaraan UAN tidak adil dan penuh kecurangan. Tetapi malah hal ini di biarkan terus menerus. Mau sampai kapan di biarkan? dan apabila hal ini di biarkan maka negara ini tak akan pernah bisa maju dan mengalahkan negara-negara lain. Jika kita telah mengetahui manfaat atau tidaknya UAN tersebut maka kita harus memilih. Menghentikan UAN itu atau memilih untuk mendukungnya. Itu semua terserah anda. Karena maju tidaknya Negara ini tergantung pada aku,dia mereka, kita dan seluruh Warga Negara Indonesia.
Karya : Aldi MAn Kota
Itu hanyalah sebagian kecil dari beberapa kecurangan dalam pelaksanaan UAN di berbagai daerah di Indonesia. Sekarang ini bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bisa di percaya menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di sekolah? Bagaimana mungkin? Ini tidak boleh di biarkan. Pemerintah harus melakukan sesuatu. Namun, bukan hanya pemerintah saja yang bekerja tetapi seluruh yang terkait dengan pelaksanaan UAN di Indonesia. Kita reformasi lagi sistem pendidikannya. Dari akar hingga ke pucuknya. Ini kita lakukan demi anak cucu kita. Agar kelak tidak ada lagi yang menyesal dalam pelaksanaan UAN. Jika pemerintah memang bersikeras untuk menjadikan untuk menjadikan UAN sebagai ukuran dalam keberhasilan pendidikan di sekolah maka rubah sistemnya. Buat orang-orang yang tidak bertanggung jawab tidak bisa melakukan sesuatu yang bisa merugikan orang lain. Jika pemerintah tidak bisa melakukannya, maka jangan jadikan UAN sebagai ukuran keberhasilan pendidikan di sekolah. Karena hal itu tidak ada gunanya. Tidak ada manfaatnya se-cuil pun.
UAN di Indonesia tidak akan bisa menjadi ukuran pendidikan di sekolah. Namun, malah akan membuat penambahan daftar kecurangan-kecurangan di setiap ujian. Jika hal ini di biarkan maka 100% nilai-nilai hasil UAN bukan lagi nilai murni. Tapi itu mungkin nilai hasil menyontek dan bekerja sama. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang bisa di gantikan sebagai pengukur keberhasilan pendidikan di sekolah. Seperti UAS-lah, Ujian Semester. Karena bisa jadi UAN akan jadi hantu bagi siswa-siswi dalam kehidupan pendidikannya. Janganlah menambah beban bagi para pelajar Indonesia karena beban mereka sudah banyak, di antaranya sekolah rusak, jalan menuju sekolah yang rumit.
Jadi bisa di katakan penyelenggaraan UAN tidak adil dan penuh kecurangan. Tetapi malah hal ini di biarkan terus menerus. Mau sampai kapan di biarkan? dan apabila hal ini di biarkan maka negara ini tak akan pernah bisa maju dan mengalahkan negara-negara lain. Jika kita telah mengetahui manfaat atau tidaknya UAN tersebut maka kita harus memilih. Menghentikan UAN itu atau memilih untuk mendukungnya. Itu semua terserah anda. Karena maju tidaknya Negara ini tergantung pada aku,dia mereka, kita dan seluruh Warga Negara Indonesia.
Karya : Aldi MAn Kota
0 Komentar untuk "ADILKAH??"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<