Apabila
setiap manusia pasti mengalami sakaratul maut, maka hendaknya manusia sadar dan
selalu merenungkan akhir kehidupannya. Dengan begitu ia dapat
mengkonsentrasikan potensi untuk mencapai posisi akhir yang membahagiakan.
Rabi’
bin barrah berkata, “Saya amat heran kepada manusia; mereka kurang bijak dalam
menyikapi hal yang nyata (kematian). Sehingga mereka lalai, mabuk dengan dunia,
dan hanya bermain-main. Padahal mereka dapat mlihat kematian dengan mata,
menyaksikan dengan akal budi dan mengimani berita yang dibawa para rasul.”
Ad
Daqqaq berkata, “Barangsiapa banyak mengingat mati, maka dimuliakan dengan tiga
hal; segera bertaubat, kepuasan hati, dan giat beramal. Siapa yang kupa
kematian, maka akan diberi sangsi dengan tiga hal; menunda-nunda taubat, merasa
selalu kurang dan malas beribadah.”
Dengan
mengingat kematian manusia yang beriman semakin meningkat keimanannya, manusia
yang malas beramal akan segera sadar dari kedurhakaannya, manusia yang durhaka
dapat segera mengejar ketertinggalannya, dan begitu seterusnya. Sebab dengan
mengingat kematian kesadaran akan terbangun, fitrah kembali suci, jiwa menjadi
jernih, perilaku menjadi terkontrol, waktu termanfaatkan secara
efektif-efisien, potensi tersalurkan pada hal-hal yang membawa maslahat dan akal menjadi cerdas.
Rasululah saw. bersabda,
“Orang cerdas adalah yang selalu
melakukan intropeksi diri dan beramal untuk menyiapkan hari setelah kematian.” (H.R. Turmudzi)
Ibnu
Umar r.a. berkata, seorang laki-laki dari Anshar bertanya, “Siapakah yang
paling cerdik dan mulia wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab,
“Orang yang paling banyak
mengingat kematian diri dan paling mempersiapkan bekal untuknya. Itulah
orang-orang yang paling cerdik; mereka memboyong kemuliaan dunia dan akhirat.” (H.R. Ibnu Majah dengan sanad bagus)
Apabila
kita terlena oleh kenikmatan dunia, maka segeralah mengingat kematian. Sebab,
inilah cemeti paling dahsyat untuk menundukkan jiwamu.
Apabila
nafsu kita mengajak untuk melanggar aturan ilahi, maka mari mengingat matian.
Sebab, ia dapat menghalangi kita dari kemaksiatan. Hasan Al Bashri berkata,
“Tidaklah seseorang memiliki panjang angan-angan, melahirkan amalnya menjadi
buruk.”
Apabila
hati kita keras karena dipenuhi oleh cinta dunia, maka perbanyaklah mengingat
kematian. Sebab, ia akan meleburkan hatimu. Seorang wanita datang kepada
‘Aisyah r.a. memberi saran, “Perbanyaklah mengingat kematian, tentu hatimu akan
menjadi lembut.” Wanita itupun mengamalkan saran ‘Aisyah hingga hatinya
benar-benar lembut. Setelah itu, ia datang menemui ‘Aisyah untuk mengucapkan
terima kasih. Anas bin Malik r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Perhatikanlah, sesungguhnya aku telah melarang kalian tentang tiga hal:
Aku telah melarang kalian dari ziarah kubur. Tetapi, nampak olehku bahwa ia
dapat menjadikan hati lembut dan air mata bercucuran. Maka ziarahlah ke kubur,
namun juga mengucapkan kata-kata keji…” (HR. Ahmad)
ëëë
Mengingat kematian tidak berarti
harus melupakan kehidupan dunia, menjahui kenikmatan duniawi, atau mengharamkan
apa-apa yang telah dihalalkan Allah. Mengingat kematian artinya mendayagunakan
apa yang ada didunia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, memanfaatkan
berbagai nikmat untuk meraih nikmat yang tertinggi (surga dan keridhaan Allah),
dan mengembangkan potensi diri untuk meraih kedudukan tinggi di isi Allah yang
Mahasuci.
Allah
SWT. mengingat manusia dengan firman-Nya,
“Dan kembalilah kamu
kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu
kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang
telah diturunkan kepadamu dari Rabbamu sebelum datang azab kepadamu dengan
tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang
mengatakan, ‘Amat besar penyesalanku atas kelalianku dalam (menunaikan
kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang
memperolok-olokkan (agama Allah).’ Atau supaya jangan ada yang berkata, ‘Kalau
sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang
yang bertaqwa.’ Atau supaya jangan ada yang berkata ketika melihat azab, ‘kalau
sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang
yang berbuat baik.’ (Bukan demikian) sebenarnya telah datang
ketetapan-ketetapan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan
diri dan kamu adalah termasuk orang-orang yang kafir. Dan pada hari kiamat kamu
akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi
hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri?” (Az Zumar: 54-60)
0 Komentar untuk "FAEDAH DZiKRUL MAUT"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<