Terkadang
kerinduan yang begitu besar terkikis oleh waktu dan kesibukan yang terus
mengalir tak tertahankan. Tetapi janji pertemuan yang semakin dekat selalu
mengingatkan kembali nostalgia yang terpendam di memori, terungkit lagi
kenangan-kenangan indah sebelum perpisahan menjurang lebar menumbuhkan
kerinduan yang melambungkan angan dan menantang asa, akankah waktu
mempertemukan kembali jiwa perindu pada kekasihnya?
Tertatih aku mengejar
bulan
Mengais sisa-sisa
Ramadhan
Terjatuh terpuruk di
keheningan
Ramadhanku telah pergi
Syawal tlah menjelang
Tinggalkan arti tujuh
puluh tingkatan
Pahala bagi orang
beriman
....
(suara persaudaraan--album balada sebuah dangau)
(suara persaudaraan--album balada sebuah dangau)
Masih
kuingat lamat-lamat nasyid itu kulantunkan pada detik-detik akhir Ramadhan
penuh berkah, ketika bulan yang begitu dirindukan itu tanpa bisa ditolak pergi
meninggalkan. Terasa sekali jiwa ketakwaan yang masih rapuh, saat Ramadhan
pergi. Sadar banyak sekali kesempatan terlewatkan tanpa pencerahan. Ingin
Ramadhan tetap menjadi hari-hari yang panjang.
Syawal,
Idul fitri, tetap menggembirakan. Hari kemenangan. Meski ketakwaan tak yakin
telah merasuk di jiwa. Yang diinginkan adalah nuansa Ramadhan yang teduh dan
menyimpan energi penyemangat yang unik tetap dirasakan di bulan-bulan yang akan
datang. Agar bekal yang telah dihimpun selama Ramadhan bisa tetap terjaga tak
ternoda hingga kelak bertemu kembali dengan hari-hari mulia itu, atau lebih
dulu kembali menghadap pemilik bulan barokah itu sebelum hilal Ramadhan
menggaris di langit dunia.
Ketika
perpisahan menjelma, kerinduan pun merasuk ke setiap celah jiwa. Tak henti
memori mengingat saat-saat bahagia dalam kebersamaan dan segala romantisme
sesaat sebelum waktu memisahkan. Dan kerinduan memberi kekuatan dan optimisme
yang khas, harapan kuat untuk bisa berjumpa kembali.
Sebelum
terlalu jauh waktu memisahkan jiwa dari Ramadhan, nuansa ruhiyah masih betah
dalam lingkaran pengaruhnya. Shalat, shaum, tilawah, dan amalan yang lainnya
masih mudah dijaga dan dipelihara. Sampai ketika waktu semakin jauh menyeret
jiwa yang belum utuh takwa, direcoki oleh berbagai hiruk sibuk dunia, kerinduan
akan nuansa teduh Ramadhan mulai menguap. Lupa. Meski tetap ada tetapi tak
nampak di pelataran jiwa, tersembunyi di pojok jiwa yang terlupakan.
Kini
kerinduan itu hadir kembali di pelataran jiwa, ketika Sya'ban menyapa dan
mengatakan Ramadhan kan
datang dalam hitungan hari. Kerinduan yang terkikis kini kembali hadir. Harapan
untuk bisa merasakan lagi nuansa khas bulan yang memiliki hari seribu bulan itu
kembali menguat. Tetapi, akankah aku menatap kembali wajahnya yang teduh? Siapa
yang bisa memberi kepastian, sedang ajal hanya ada di genggaman-Nya?
Ah,
Ramadhan, jumpai aku. Biarlah aku menghabiskan waktuku bersamamu dengan untaian
amal yang melangit. Banyak kesempatan terlewatkan tanpa pencerahan, di Ramadhan
yang lalu. Kalau waktu masih mengizinkanku menemuimu aku berharap Ramadhan kali
ini adalah Ramadhan terbaik di antara Ramadhan yang pernah kulalui. Kuingin
Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang bisa membawaku ke puncak derajat takwa.
Ramadhan yang mempertemukanku dengan diriku yang seutuhnya, seperti yang
kuinginkan sebagai seorang muslim.
Ramadhan
menyimpan banyak rahasia unik yang mampu memberikan atmosfir yang menghidupkan
nurani dan semangat ibadah. Seperti Rasul Mulia (SAW) yang dermanya di bulan
suci menyerupai hembusan angin. Ramadhan akan menyajikan berbagai kesempatan,
peluang dan kemudahan untuk kita melakukan sebaik-baik dan sebanyak-banyaknya
amalan. Jika kita mempersiapkannya sejak Sya'ban menjelang maka banyak hal yang
akan kita peroleh, tetapi jika kita baru tersadar ketika ramadhan sudah membuka
pintunya Ramadhan maka banyak hal akan terlewatkan tanpa arti yang dalam.
Mumpung
masih ada banyak hari yang bisa kita hitung sebelum Ramadhan tiba, marilah kita
mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Bersihkan diri, agar kesucian diri yang
bersinergi dengan kesucian Ramadhan menghasilkan keajaiban jiwa yang
menakjubkan, tercapainya derajat takwa. Azamkan dalam hati untuk banyak beramal
di bulan lipat ganda, agar semakin banyak niat yang kita tanamkan semakin
banyak tunas amal yang tumbuh, dan semakin banyak buah amal yang kita petik.
Kalaupun taqdir memaksa kita untuk tidak melaksanakan niat yang kita telah kita
tanamkan, insya Allah niat saja jauh lebih baik daripada tiada keinginan
sekali. Bukankah niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya itu sendiri?
Nun di sana
Masih ada jalan putih
Peluang kebaikan
Sebulan di Bulan
Ramadhan...
(Now
See Heart)
Allahumma baarik lanaa
fi Sya'ban wabalighnaa Ramadhan.
Spesial buat semua teman yang masih betah di Negeri Seribu Menara, tempat aku
dibuat sangat terkesan oleh budaya "Ma'idaturrahman"-nya.
Zamzam Muharamsyah
Di Saung Aksara Jelajah Dunia (SAJADA), Garut
Saat Sya'ban kabarkan kedatangan Ramadhan
Di Saung Aksara Jelajah Dunia (SAJADA), Garut
Saat Sya'ban kabarkan kedatangan Ramadhan
Tag :
BERANDA
0 Komentar untuk "Ketika Rindu yang Terkikis Kembali Hadir"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<