eramuslim - Beberapa hari yang lalu, saya menemukan seekor
anak kucing di jalan. Suaranya ribut betul hingga mendorong kaki saya keluar
untuk mencari posisi suara kucing tadi. Ternyata di tepi jalan , terdapat
seekor bayi kucing yang saya perkirakan baru lahir beberapa hari yang lalu.
Entah dimana Ibu si kucing, Akhirnya saya bawa ke rumah, kebetulan ada dua ekor
kucing di rumah yang juga sedang menyusui anaknya. Awalnya saya khawatir kucing
di rumah itu tidak mau menyusuinya. Karena semalaman dia biarkan anak kucing
tersebut mengeong tanpa mau mendekatinya walaupun sudah dipaksakan untuk
menyusui bayi kecil kucing tadi. Apalagi kucing itu anak-anaknya sudah besar.
Paginya saya coba letakkan kucing kecil tadi bersama anak
kucing yang lain. Beberapa jam sempat saya paksakan si Hitam untuk menyusuinya,
tapi tetap tidak mau, si Hitam hanya menjilatinya. Akhirnya saya tinggalkan
kucing tadi di luar bersama anak-anaknya. Namun beberapa jam kemudian saya
dengar kucing kecil tadi sudah diam. Saya coba lihat, ternyata, subhanallah si
Putih (kucing lain yang juga menyusui anaknya) sudah menyusui kucing kecil
tadi. Sambil menjilati kucing kecil tadi. Sampai sekarang si Putih masih
menyusui si kucing kecil.
Saya yakin ibu si kucing tadi tidak pernah bermaksud
mencampakkan anaknya, tapi ada tangan jahil manusia yang membuang, Beberapa
hari yang lalu saya juga pernah mendengar kasus seperti ini, tapi bukan kucing.
Kisah manusia. Persis sama, hanya satu yang berbeda kucing tadi tidak membuang
anaknya tapi manusia yang membuang ke jalan. Sementara kisah yang baru saya
dengar ini si ibunya sendiri yang membuang anaknya di tempat sampah.
Jangan merasa aneh ketika saya saat ini bercerita tentang
kucing, karena ada sesuatu yang unik di balik roman kucing ini. Sebuah
kejujuran yang mampu merobek-robek keangkuhan kemanusiaan manusia. Seekor
binatang yang mampu memberikan kasih sayang kemanusiaan disaat manusia
meninggalkan sebuah nilai kemanusiaan menuju sifat kebinatangan seekor binatang
yang tidak punya sedikitpun akal. "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi
neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata
tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan
mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat
Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan meraka lebih sesat
lagi". (QS. 7:179).
Masih tentang kucing. Saya juga pernah menyaksikan kucing
melahirkan. Bisa dibilang itu kali pertama dia melahirkan anaknya. Suaranya
ribut, ketika saya lihat ketubannya keluar. Akhirnya kucing tersebut menemukan
tempat yang cukup strategis untuk melahirkan anaknya. Namun yang menakjubkan, orang
tua kucing yang 'bunting' tadi (si Hitam) terus mengekori. Subhanallah Ketika
si Putih tadi mengalami proses kelahiran anaknya, si Hitam turut membantu
mengeluarkan anaknya, menjilati dan membersihkan anak si Putih tadi, sementara
si putih terkulai lemah. Kasih sayang ibu sepanjang zaman. Itu pepatah yang
dibuat manusia, tetapi kucing jauh lebih memahami, dimandingkan ibu-ibu yang
lain yang ketika anaknya bunting, justru disuruh gugurkan karena malu ayahnya
tidak jelas.
Satu lagi tentang kucing, Ketika saya memberikan sepiring
makanan kepada kucing-kucing di rumah, jumlahnya mungkin lebih banyak
dibandingkan muatan piring untuk dilingkari makan. Apa yang anda bayangkan?
Kucing-kucing itu akan berebut dan saling mendahului untuk secepatnya
menghabiskan makanan? Kalau begitu anda salah, yang terjadi adalah si putih
maju untuk lebih dahulu makan dan beberapa saat kemudian tanpa interupsi mereka
satu persatu bergantian menghabiskan makanan. Bagi yang belum menunggu giliran
dengan tenang. Dan yang anehnya lagi kucing yang didahulukan makan pasti yang
sedang menyusui anaknya. Tahukah anda saya sama sekali tidak pernah menulis di
dinding tempat makan kucing itu “Antri dong” atau “Budayakan Antri” dan
lain-lain. Lagian mereka juga tidak akan bisa membaca. Tapi anehnya praktek
teori antri tersebut tidak secanggih antrian kita kalau di tempat umum: di
Bank, di kasir, bahkan di kamar mandi. Mungkin bukan masalah antrinya tetapi
konsep itsar (mendahulukan kepentingan saudara) jauh lebih mereka pahami
dibandingkan sebahagian besar manusia saat ini. Demi kepentingan pribadi
sebagian orang rela untuk menghancurkan saudaranya.
Masih banyak lagi tentang kucing, tapi cukup disini saja,
karena kucing saya tidak suka dipublikasikan. Ada pertanyaan yang mengganjal di
dalam fikiran saya, benarkah kucing tidak memiliki akal dan hati? Maaf,
pertanyaan saya terbalik, benarkah manusia memiliki akal dan hati?
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapt memahami atau mempunyai
telinga yang yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam
dada" (QS. 22:46).
Tag :
BERANDA
0 Komentar untuk "Kucing"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<