TEGAL, suaramerdeka.com - Masyarakat nelayan Kota Tegal meminta kepada Pemkot agar membuat kebijakan yang membatasi sirkulasi masuknya ikan impor. Pasalnya, gencarnya sirkulasi ikan impor yang masuk ke wilayah pasar ikan Kota Tegal, sangat merugikan nelayan yang mempunyai hasil tangkapan ikan lokal.
Menurut salah seorang nelayan, Ali Baeji, masuknya ikan impor membuat harga ikan hasil tangkapan nelayan turun dari 10 persen hingga 15 persen. Ali juga meminta Pemkot Tegal melarang cooldstorage atau ruang penyimpanan berpendingin agar tidak digunakan untuk menyimpan ikan impor.
Selain mengeluhkan masuknya ikan impor, Ali juga meminta Pemkot Tegal membenahi fasilitas TPI Pelabuhan yang kondisinya memprihatinkan, khususnya dalam penyediaan air bersih. "Cooldstorage milik Pemkot Tegal yang ada di kawasan TPI Pelabuhan hanya digunakan untuk menyimpan ikan impor kiriman dari Jakarta," kata Ali.
Menanggapi aduan nelayan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian (Dislatan) Kota Tegal, Agus Santoso mengatakan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan adanya ikan impor yang disimpan di cooldstorage milik Pemkot Tegal. Namun, pihaknya akan melakukan klarifikasi terkait hal tersebut.
Sedangkan mengenai perbaikan fasilitas TPI, khususnya di Pelabuhan Tegal, Agus menyatakan, pihaknya melakukan pemutusan kontrak terhadap rekanan CV Duta Armada. Pemutusan kontrak kerja senilai Rp 422,6 juta dikarenakan rekanan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaannya.
"Padahal untuk mengerjakan proyek tersebut, rekanan diberi alokasi waktu selama 3 bulan mulai tanggal 12 September hingga 12 Desember 2011. Namun pada kenyataannya pekerjaan hanya mencapai 34 persen saja," ujar Agus.
Menyikapi hal itu, Wakil Wali Kota Tegal, H Habib Ali Zaenal Abidin SE, meminta agar dinas terkait segera mengajukan anggaran untuk penyelesaian rehab kantor, penyedian air bersih dan perbaikan TPI. Hendaknya anggaran perbaikan ulang bisa dimasukkan dalam ubahan APBD tahun 2012. Sebab untuk APBD murni Kota Tegal tahun 2012 sudah ditetapkan DPRD Kota Tegal pada awal November 2011 lalu.
"Walaupun pengelolaan TPI sudah diserahkan ke Pemkot Tegal, namun untuk asetnya masih menjadi kewenangan pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga jika akan dilakukan pembangunan atau perbaikan fasilitas, harus meminta izin terlebih dahulu ke sana," tandasnya.
Indonesia impor garam? Masih tuh
JAKARTA: Indonesia pada tahun depan diperkirakan perlu mengimpor garam maksimal 1,7 juta ton menyusul produksi di dalam negeri yang belum bisa mencukupi kebutuhan akan komoditas itu. Faisal Badawi, Anggota Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia, mengatakan kebutuhan garam nasional pada tahun depan diprediksi mencapai lebih dari 3 juta ton, terdiri dari 1,6 juta ton garam untuk industri dan 1,4 juta ton garam konsumsi.
Sementara itu, katanya, produksi garam di dalam negeri pada tahun depan paling banyak diperkirakan 1,4 juta ton. Sehingga, ada kekurangan garam sekitar 1,7 juta ton. “Pada prinsipnya, impor itu dilakukan bilamana produksi dalam negeri tidak cukup,” jelas Faisal, Selasa 27 Desember.
Berdasarkan catatan Bisnis, kebutuhan garam nasional pada tahun ini sebesar 3,4 juta ton terdiri dari kebutuhan garam konsumsi 1,6 juta ton dan garam industri sebanyak 1,8 juta ton. Adapun perkiraan produksi garam dalam negeri tahun ini sebanyak 800.000 ton atau tidak mencapai target awal 1,4 juta ton karena cuaca yang tidak mendukung.
Kementerian Perdagangan tahun ini menerbitkan izin impor garam konsumsi sebanyak 1,04 juta ton. Realisasi hingga pertengahan Agustus mencapai 923.756 ton atau 88,82% dari kuota tersebut. Harga garam petani menjelang akhir tahun mulai bergerak naik hingga ke level Rp550-Rp650 per kg, salah satunya dipicu rendahnya volume produksi.
Faisal mengharapkan tren peningkatan harga garam bisa terus terjadi hingga menyentuh Rp750 per kg pada semester I/2012. “Meningkatnya harga garam [menjelang akhir tahun ini] diantaranya karena para perusahaan garam beryodium berskala besar menaikkan harga pembelian, permintaan dari perusahaan garam skala kecil meningkat, permintaan pasar retail meningkat tajam, volume produksi yang jauh dari target, dan intervensi dari pemerintah,” kata Faisal. Beberapa waktu lalu, Kementerian Perindustrian memutuskan untuk menyusun peta jalan pergaraman nasional guna mendukung swasembada garam industri dan konsumsi.
Menteri Perindustrian M. S. Hidayat mengatakan peta jalan tersebut mencakup aspek ekstensifikasi dan intensifikasi, dan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan. “Masih banyak permasalahan di industri garam domestik. Umumnya, petani garam belum mampu memproduksi garam dengan kualitas naik karena lahan mereka kecil-kecil, hanya 3-5 hektar,” jelas Menperin.
Di samping itu, jelas menperin, infrastruktur di sentra produksi di Jawa, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan, belum memadai sehingga produktivitas petani masih rendah. Kondisi tersebut juga menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi.
Pesatnya Pertumbuhan Impor Rempah Mengkhawatirkan
TEMPO.CO, Jakarta - Impor Rempah terus meningkat dari tahun ke tahun. Volumenya meningkat lebih pesat daripada ekspor rempah Indonesia ke luar. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkap data ekspor-impor rempah dari Dewan Rempah Indonesia. Ekspor rempah Indonesia pada tahun 2009 mencapai US$ 796 juta. Tahun 2010, ekspor naik menjadi US$ 1,165 miliar. Pada periode Januari-Agustus tahun 2011 mencapai US$ 853 juta. "Tahun 2011, diperkirakan masih akan naik US$ 1,2-1,3 miliar hingga akhir tahun," kata Bayu saat berbincang dengan wartawan di ruang pers Kementerian Perdagangan Jumat, 18 November 2011. Pada tahun 2009 impor rempah mencapai US$ 409 juta. Tahun 2010 naik menjadi US$ 539 juta. Per Januari-Agustus 2011 mencapai US$ 63 juta. Akhir tahun 2011 impor diperkirakan bisa mendekati 750-800 juta.
Menurut Bayu, pertumbuhan impor meningkat lebih pesat daripada ekspor. Padahal, Indonesia adalah salah satu produsen rempah yang cukup potensial. Gambaran ekspor-impor rempah ini menunjukkan bagaimana pentingnya pasar domestik. "Kita harus betul-betul menjaga parar domestik ini," ujar Bayu.
Kementerian Perdagangan mengajak Dewan Rempah mengembangkan kualitas rempah. Dimulai dari pendataan. Saat ini sudah 200 dari 1.100 jenis tanaman rempah di Indonesia. "Kita ingin jaga itu, sjangan sampai hilang," ujar Bayu. Bayu juga menegaskan, rempah akan menjadi salah satu produk yang akan menjadi fokus Kementerian Perdagangan dalam penguatan kepentingan pasar domestik. "US$ 1 miliar di ekspor itu kontribusi yang tidak kecil untuk rempah," kata dia. Untuk Ekspor rempah, menurut Bayu, antara lain Pala, Lada, Jahe, Temulawak, Cengkeh, dan Kapulaga. Kemudian untuk ekspor, antara lain bawang, cengkeh, dan jahe.
0 Komentar untuk "Astagaaa ... Ternyata Indonesia Selain Impor Ikan & Garam, Juga Impor Rempah2"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<