Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya serta mereka
yang mengikuti jejak langkahnya. Amma ba’d.
Pertanyaan.
Saya telah mengkaji makalah yang diterbitkan oleh koran Al-Madinah yang terbit pada hari Senin, tanggal 28/12/1410 H. Isinya menyebutkan bahwa saudara Jamal Muhammad Al-Qadhi, pernah menyaksikan program Abna’ Al-Islam yang disiarkan oleh televisi Saudi yang menayangkan acara yang mencakup perayaan hari kelahiran. Saudara Jamal menanyakan, apakah perayaan hari kelahiran dibolehkan Islam? dst.
Saya telah mengkaji makalah yang diterbitkan oleh koran Al-Madinah yang terbit pada hari Senin, tanggal 28/12/1410 H. Isinya menyebutkan bahwa saudara Jamal Muhammad Al-Qadhi, pernah menyaksikan program Abna’ Al-Islam yang disiarkan oleh televisi Saudi yang menayangkan acara yang mencakup perayaan hari kelahiran. Saudara Jamal menanyakan, apakah perayaan hari kelahiran dibolehkan Islam? dst.
Jawaban.
Tidak diragukan lagi bahwa Allah telah mensyari’atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat, yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari raya jahiliyah. Di samping itu Allah pun mensyari’atkan hari raya-hari raya lainnya yang mengandung berbagai dzikir dan ibadah, seperti hari Jum’at, hari Arafah dan hari-hari tasyriq. Namun Allah tidak mensyari’atkan perayaan hari kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya. Bahkan dalil-dalil syar’i dari Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan bahwa perayaan-perayaan hari kelahiran merupakan bid’ah dalam agama dan termasuk tasyabbuh (menyerupai) musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi, Nashrani dan lainnya. Maka yang wajib atas para pemeluk Islam untuk meninggalkannya, mewaspadainya, mengingkarinya terhadap yang melakukannya dan tidak menyebarkan atau menyiarkan apa-apa yang dapat mendorong pelaksanaannya atau mengesankan pembolehannya baik di radio, media cetak maupun televisi, berdasarkan sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits shahih.
“Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam
Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak.” [1]
Dan sabda beliau,
“Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak.”[2]
“Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak.”[2]
Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dan dianggap mu’allaq oleh Al-Bukhari namun ia menguatkannya.
Kemudian disebutkan dalam Shahih Muslim dari Jabir Radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dalam salah satu
khutbah Jum’at beliau mengatakan.
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat.”[3]
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat.”[3]
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna. Disebutkan
pula dalam Musnad Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibnu Umar , bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia dari golongan mereka.”[4]
Dalam Ash-Shahihain disebutkan, dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.
“Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum
kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan,
seandainya mereka masuk ke dalam sarang biawak pun kalian mengikuti
mereka.” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?”
Beliau berkata, “Siapa lagi.”[5]
Masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan ini,
semuanya menunjukkan kewajiban untuk waspada agar tidak menyerupai
musuh-musuh Allah dalam perayaan-perayaan mereka dan lainnya. Makhluk
paling mulia dan paling utama, Nabi kita Muhammad, tidak pernah
merayakan hari kelahirannya semasa hidupnya, tidak pula para sahabat
beliau pun, dan tidak juga para tabi’in yang mengikuti jejak langkah
mereka dengan kebaikan pada tiga generasi pertama yang diutamakan.
Seandainya perayaan hari kelahiran Nabi, atau lainnya, merupakan
perbuatan baik, tentulah para sahabat dan tabi’in sudah lebih dulu
melaksanakannya daripada kita, dan sudah barang tentu Nabi Saw
mengajarkan kepada umatnya dan menganjurkan mereka merayakannya atau
beliau sendiri melaksanakannya. Namun ternyata tidak demikian, maka kita
pun tahu, bahwa perayaan hari kelahiran termasuk bid’ah, termasuk hal
baru yang diada-adakan dalam agama yang harus ditinggalkan dan
diwaspadai, sebagai pelaksanaan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagian ahli ilmu menyebutkan, bahwa yang pertama kali mengadakan
perayaan hari kelahiran ini adalah golongan Syi’ah Fathimiyah pada abad
keempat, kemudian diikuti oleh sebagian orang yang berafiliasi kepada
As-Sunnah karena tidak tahu dan karena meniru mereka, atau meniru kaum
Yahudi dan Nashrani, kemudian bid’ah ini menyebar ke masyarakat lainnya.
Seharusnya para ulama kaum muslimin menjelaskan hukum Allah dalam
bid’ah-bid’ah ini, mengingkarinya dan memperingatkan bahayanya, karena
keberadaannya melahirkan kerusakan besar, tersebarnya bid’ah-bid’ah dan
tertutupnya sunnah-sunnah. Di samping itu, terkandung tasyabbuh
(penyerupaan) dengan musuh-musuh Allah dari golongan Yahudi, Nashrani
dan golongan-golongan kafir lainnya yang terbiasa menyelenggarakan
perayaan-perayaan semacam itu. Para ahli dahulu dan kini telah menulis
dan menjelaskan hukum Allah mengenai bid’ah-bid’ah ini. Semoga Allah
membalas mereka dengan kebaikan dan menjadikan kita semua termasuk
orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.
Pada kesempatan yang singkat ini, kami bermaksud mengingatkan kepada
para pembaca tentang bid’ah ini agar mereka benar-benar mengetahui. Dan
mengenai masalah ini telah diterbitkan tulisan yang panjang dan
diedarkan melalui media cetak-media cetak lokal dan lainnya. Tidak
diragukan lagi, bahwa wajib atas para pejabat pemerintahan kita dan
kementrian penerangan secara khusus serta para penguasa di negara-negara
Islam, untuk mencegah penyebaran bid’ah-bid’ah ini dan propagandanya
atau penyebaran sesuatu yang mengesankan pembolehannya. Semua ini
sebagai pelaksanaan perintah loyal terhadap Allah dan para hambaNya, dan
sebagai pelaksanaan perintah yang diwajibkan Allah, yaitu mengingkari
kemungkaran serta turut dalam memperbaiki kondisi kaum muslimin dan
membersihkannya dari hal-hal yang menyelisihi syari’at yang suci. Hanya
Allah lah tempat meminta dengan nama-namaNya yang baik dan
sifat-sifat-Nya yang luhur, semoga Allah memperbaiki kondisi kaum
muslimin dan menunjuki mereka agar berpegang teguh dengan KitabNya dan
Sunnah NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta waspada dari segala
sesuatu yang menyelisihi keduanya. Dan semoga Allah memperbaiki para
pemimpin mereka dan menunjuki mereka agar menerapkan syari’at Allah pada
hamba hambaNya serta memerangi segala sesuatu yang menyelisihinya.
Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas hal itu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya
__________
Foote Note
[1]. Muttafaq ‘Alaih: Al-Bukhari dalam Ash-Shulh (2697). Muslim dalam Al-Aqdhiyah (1718).
[2]. Al-Bukhari menganggapnya mu’allaq dalam Al-Buyu’ dan Al-I’tisham. Imam Muslim menyambungnya dalam Al-Aqdhiyah (18-1718).
[3]. HR. Muslim dalam Al-Jumu’ah (867).
[4]. HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (5093, 5094, 5634).
[5]. HR. AI-Bukhari dalam Al-I’tisham bil Kitab was Sunnah (7320). Muslim dalam Al-Ilm (2669).
[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, juz 4.hal.81]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al Masa’il
Al-Ashriyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia
Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa
Aini, Penerbit Darul Haq]
_______________________________
TAMBAHAN DARI PENULIS (Abu Ayaz) – copy paste dari notes al akh Fahmi Idris Ibnu Ruhadi
TAMBAHAN DARI PENULIS (Abu Ayaz) – copy paste dari notes al akh Fahmi Idris Ibnu Ruhadi
Mencegah lebih baik daripada mengobati;
Sesuatu yg lebih baik daripada ucapan “happy b’day or wish U all the best”
Atau mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN
Sesuatu yg lebih baik daripada ucapan “happy b’day or wish U all the best”
Atau mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN
Diantara bentuk kebaikan/perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalah
memberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya.
memberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya.
Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini,
karena mengucapkan “selamat ulang tahun (dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.
Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik…yakni…do’a.
Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi,
sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.
Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi,
sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.
Namun, JANGANLAH kita mendoakan orang lain HANYA pada saat di hari ultahnya saja
atau jangan kita mengkhususkan hari tersebut.
atau jangan kita mengkhususkan hari tersebut.
Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja.
Nah…kali ini akan saya coba angkat sebuah tuntunan agung dalam mendoakan orang lain…
Al-Imam Muslim rohimahulloh meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shohih-nya,
yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rohimahulloh :
“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rohimahulloh :
“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah
Ummud Darda`rodhiyallohu ‘anha :
Ummud Darda`rodhiyallohu ‘anha :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir
di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat
yang ditunjuk oleh Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya
dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Alloh,
kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang
semisalnya.” (HR. Muslim)
Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh menjelaskan hadits diatas dalam
kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan : “Makna بظهر الغيب adalah tanpa
kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa
sepengetahuannya. Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di
dalam keikhlasannya.
Dan dahulu sebagian para salaf jika menginginkan suatu doa bagi dirinya sendiri, maka iapun akan berdoa dengan doa tersebut bagi saudaranya sesama muslim dikarenakan amalan tersebut sangat dikabulkan dan ia akan mendapatkan balasan yang semisalnya.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh menjelaskan :
“Bahwasanya jika seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan
tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang
malaikat berkata, ‘Amin (Ya Alloh, kabulkanlah), dan bagimu juga
(mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan mengaminkan
atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan
kehadirannya.”
======================================================
======================================================
Subhanalloh…
Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah…
ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut…
maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita…
ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah…
ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut…
maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita…
ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Ya Ayyuhal ikhwah
Telah berlalu beberapa “birthday reminder” kalian di facebook saya…
Dan dibulan September ini akan muncul pula “birthday reminder” saya di facebook kalian…
Telah berlalu beberapa “birthday reminder” kalian di facebook saya…
Dan dibulan September ini akan muncul pula “birthday reminder” saya di facebook kalian…
Namun kali ini indahnya persahabatan kita…
tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun…
tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun…
akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah…
siapa yang paling tulus mendoakan…
semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa…
Mungkin saya tidak selalu ada saat kalian bahagia…
Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka…
Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian…
Yakinlah kawan…insya Alloh, doa saya bersama kalian…
Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka…
Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian…
Yakinlah kawan…insya Alloh, doa saya bersama kalian…
Kemudian…
Saya tidaklah sebaik ‘Umar ibn Khoththob…bahkan sangat jauh…
Namun, saya harap bisa mempunyai kawan yang mewariskan keutamaan Uwais Al-Qorni…
Ya…Uwais Al-Qorni…seorang yg tidak terkenal di dunia…
Tetapi…namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana…
Tetapi…namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana…
Ya Ayyuhal ikhwah
Doakan saya…
Doakan saya…
Semoga malaikat-Nya mendoakan kalian juga…
Dan semoga Alloh ‘Azza wa Jalla…mengabulkan doa kita semua…
Dan semoga Alloh ‘Azza wa Jalla…mengabulkan doa kita semua…
sumber:
0 Komentar untuk "PERAYAAN HARI ULANG TAHUN"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<