Narasumber: Ust. Ahmad Arqom, SPd.
Manusia itu pada dasarnya rapuh mentalnya. Kita butuh tempat
berpegang dan berlindung. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita
untuk berzikir supaya:
a. Membuat Hati Menjadi Tenang
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. 33:41)
Efek dari memperbanyak zikir adalah membuat hati tenang,
menghilangkan perasaan susah apabila kita dalam keadaan
terdesak atau kesulitan.
Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan
yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di
samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).
(QS. 27:62)
Bila hati tenang, maka walaupun kita ditakut-takuti akan justru
menambah keimanan kita. Kisah perang Uhud sebagai buktinya:
…"Sesungguhnya mereka telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang
kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah
keimanan mereka dan mereka menjawab:"Cukuplah Allah menjadi Penolong
kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. 3:173)
Atau kisah ketika Rasul SAW akan dibunuh oleh orang-orang
Quraisy sebelum berhijrah ke Madinah. Pada saat itu Rasul SAW
berzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah, hingga turun
pertolongan Allah SWT (lihat QS. Yaa Siin (36): 9).
Ada sebuah kisah nyata tentang sebuah bis yang jatuh ke jurang.
Pada kecelakaan itu hanya satu orang yang tetap hidup. Ketika
ditanya sebabnya, ia mengatakan bahwa ia menyebut asma Allah
(berzikir) sebanyak-banyaknya sepanjang perjalanan.
b. Selalu Diingat Allah
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS. 2:152)
Pada sebuah hadist, Rasul juga pernah mengatakan bahwa bila
kita sering mengingat Allah di waktu lapang, maka Allah akan
mengingat kita di waktu sempit.
c. Sarana Penjamin Mendapat Kemenangan
Dalam hal ini, kemenangan berarti pula kita beruntung. Kiranya
dua ayat di bawah ini cukup sebagai keterangan.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (QS. 62:10)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung. (QS. 8:45)
2. ZIKIR TIDAK MANJUR
Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya, ESQ, mengungkapkan sebuah
teori yang digunakan oleh para guru TK dan SD di Jepang. Teori ini
disebut RMP (Repetitive Magic Power). Apa yang dilakukan oleh guruguru
itu sebenarnya sederhana. Mereka hanya meminta murid-muridnya
untuk mengatakan dengan penuh keyakinan kalimat, “SAYA JUARA!”
sebanyak 100 kali tiap harinya. Ternyata ucapan yang berulang-ulang itu
memberi dorongan pada murid untuk selalu berprestasi dan memberikan
yang terbaik disetiap pekerjaan/pelajaran yang mereka ikuti.
Bisa dibayangkan, teori RMP seperti di atas saja dapat memberi efek
yang luar biasa. Apa lagi berzikir yang merupakan anjuran Allah dan
Rasul. Banyak orang yang suka berzikir berjam-jam tetapi tidak memberi
efek (tidak manjur) pada dirinya karena:
a. Tidak memahami arti yang ia ucapkan
b. Tidak khusyu atau tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan.
3. ZIKIR PAGI DAN PETANG
Allah mewahyukan kepada Rasul SAW untuk melakukan zikir setiap pagi
dan petang.
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
(QS. 33:41-42)
Atas perintah itu, Rasul lalu membaca ayat-ayat dan doa-doa tertentu
setiap pagi dan petang yang kemudian ia ajarkan pula kepada para
sahabat. Rentang waktu pagi adalah setelah sholat Subuh (ba’da Subuh)
s.d. dhuha. Sedangkan waktu sore adalah setelah sholat Ashar sampai
waktu Maghrib.
Zikir pagi dan petang itu kemudian dikumpulkan dan ditulis oleh As-
Syahid Hasan Al-Bana menjadi sebuah buku yang dinamakan Al-
Ma’tsurat. Ma’tsur berarti yang dituntunkan (oleh Rasulullah). Saat ini
buku kecil Al-Ma’tsurat telah dicetak luas dan bisa didapati di toko-toko
buku Islam. Pada bagian akhir buku itu biasanya terdapat pula fadhilah
(keutamaan) tiap bacaan berdasarkan hadist-hadist shahih.
Al-Ma’tsurat ada dua macam:
a. Wazhifah Shugra (kecil), biasanya dibaca bila waktu yang tersedia
sempit atau dalam keadaan musafir atau ketika iman sedang
turun. Setelah ta’awudz, ayat-ayat yang dibaca adalah:
a. Al-Fatihah
b. Al-Baqarah: 1-5, 255-256, 284-286
c. Al-Ikhlas 3x
d. Al-Falaq 3x
e. An-Naas 3x
f. Plus doa-doa ma’tsur (silakan dilihat pada bukunya)
b. Wazhifah Kubra (besar), jumlah ayat yang dibaca lebih banyak dari
shugra. Selain ayat-ayat & doa-doa wazhifah shugra, ditambah:
a. Ali-Imran: 1-2
b. Thahaa: 111-112
c. At-Taubah: 129 (7x)
d. Al-Israa’: 110-111
e. Al-Mu’minuun: 115-118
f. Ar-Ruum: 17-26
g. Al-Mu’min: 1-3
h. Al-Hasyr: 22-24
i. Al-Zalzalah
j. Al-Kafiruun
k. An-Nashr
Zikir adalah sunnah, tetapi ingatlah firman Allah dalam Hadist Qudsi yang
isinya lebih kurang:
“Hambaku yang melakukan yang wajib kemudian menambahnya dengan
yang sunnah maka Aku akan mencintai dia. Mata, telinga dan hatinya
akan Aku jaga.”
(Ditulis dan disarikan oleh Satrio Wahyudi)
0 Komentar untuk "Zikir Sebagai Sarana Pensucian Jiwa"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<