Amerika Serang Libya. Amerika Serikat dan sekutunya Inggris serta Prancis akhirnya melancarkan serangan ke sejumlah pos pertahanan udara Libya. Pada serangan tahap pertama tersebut, sedikitnya 112 rudal ditembakkan sejumlah kapal perang dan kapal selam milik Amerika Serikat dan Inggris. Sebanyak 20 fasilitas pertahanan milik Muammar Khadafi menjadi sasaran rudal-rudal Tomahawk itu. Tujuannya, demi membersihkan area agar patroli angkatan udara bisa mendarat.
Sebelum serangan dilancarkan, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah memberikan ultimatum kepada pemimpin Libya Muammar Khadafi. Obama mengancam, jika Khadafi tidak menghentikan serangan pada warga sipil, ia akan menghadapi serangan militer. “Kini bukan saatnya negosiasi,” kata Obama. “Jika Khadafi tidak menaati resolusi Dewan Keamanan PBB, komunitas internasional akan memaksakan resolusi lewat aksi militer,” ucapnya.
Meski demikian, tidak seluruh negara pemilik hak veto mendukung langkah yang diambil Amerika Serikat dan sekutunya. Rusia dan China, yang merupakan dua negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya menentang langkah tersebut. Demikian pula India dan Brasil yang tidak mempunyai hak veto. Dari Uni Eropa, muncul pula ketidaksepakatan. Pemerintah Jerman khawatir, aksi militer justru hanya akan memperparah situasi.
Di saat yang sama, Hugo Chavez, Presiden Venezuela menuduh Amerika Serikat ingin mengamankan minyak Libya. “Mereka tidak mempedulikan nyawa orang lain di kawasan tersebut,” tuduh Chavez. Sebagaimana analisa Pemimpin Venezuela Hugo Chavez, "Jika Amerika menyerang Libya, mereka akan menghadapi Vietnam yang baru, dan harga minyak akan melambung menjadi 200 dolar AS per barel.". Chavez mengingatkan akan kekalahan telak Amerika Serikat di Vietnam dengan kehilangan sekitar 60.000 tentaranya.
Serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat dan sekutunya dari Uni Eropa ke sejumlah titik itu diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 48 orang. Serangan udara ini merupakan terbesar kedua setelah tindakan serupa yang ditujukan untuk menjatuhkan rezim Saddam Hussein di Irak. Informasi dari angkatan bersenjata mengatakan, 48 orang tewas dan 150 terluka dalam serangan sekutu itu. Dikabarkan, sebagian besar di antara korban tersebut adalah anak-anak.
Seperti diketahui, Dewan Keamanan (DK) PBB memutuskan pemberlakuan resolusi zona larangan terbang di Libya pada Kamis, 17 Maret 2011, melalui proses pemungutan suara. Untuk itu, DK PBB akan mengerahkan pesawat jet tempur Amerika Serikat, Prancis dan Inggris, untuk menjaga wilayah udara negeri itu. PBB bersikeras, zona larangan terbang di Libya bertujuan melindungi nyawa warga sipil tidak berdosa. Dengan diberlakukannya zona larangan terbang, pesawat jet tempur Libya tidak diperbolehkan mengudara. Jika membandel, mereka akan diserang oleh pasukan DK PBB yang berpatroli. Zona larangan terbang di atas Libya juga didukung oleh Liga Arab.
Obama menyatakan bahwa "Serangan Sekutu ke Libya bukanlah pilihan utama, dan menyatakan bahwa USA Serang Libya akan menggunakan cara pengecut dengan tidak mengirimkan pasukan darat ke Libya, karena Barrack Obama sadar, mengirim pasukan darat ke Libya sama dengan mengumpan daging segar ke segerombolan Singa".
Muammar Khadafi Membalas
Muammar Khadafi bersumpah akan menghadirkan perang jangka panjang di negeri tersebut. Serangan itu bahkan disebutnya sebagai konfrontasi antara warga Libya dan Nazi baru. “Anda telah menunjukkan pada dunia bahwa Anda tidak beradab, Anda teroris, yang menyerang sebuah negara yang aman yang tidak melakukan apa pun pada Anda,” ucap Khadafi dalam pidatonya di televisi.
Namun, bersama dengan pidatonya, rezim Khadafi mulai menghujani kota Misurata dengan tembakan dari tank, artileri, dan meriam. Menurut saksi mata , tentara menghancurkan kota yang terletak 210 kilometer barat laut Tripoli itu. Saksi itu menyebutkan, tentara Khadafi menyerang stasiun bahan bakar dan gardu listrik dan meyakinkan warga bahwa kerusakan disebabkan oleh tentara sekutu.
Perlawanan pun dilancarkan oleh para pemberontak. Belum diketahui berapa jiwa yang telah menjadi korban. Sebagai langkah berikutnya, Khadafi berjanji membuka gudang senjata. Menurut dia, Piagam PBB menyediakan hak pada sebuah negara untuk membela diri dalam situasi perang. Ia juga mengeluarkan pernyataan untuk dunia internasional bahwa warga Libya siap mati untuknya.
Seorang saksi mata di Tripoli menyebutkan, warga menerima pengumuman bahwa semua orang harus turun ke jalan. “Warga sipil diperkenankan untuk mengambil senjata mesin dan senjata anti pesawat udara,”. Saksi mata lainnya mengaku, warga Libya kini takut ke luar rumah. Alasannya, jika warga ke luar, tentara akan menyerang mereka dengan sadis. “Ini menghadirkan teror di seluruh wilayah,”. Warga juga tak berani membayangkan respons apa yang akan diberikan Khadafi terkait serangan udara itu. “Kami sangat ketakutan. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Jujur saja, kami takut kehilangan hidup kami,”.
0 Komentar untuk "Amerika Serang Libya"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<