Kitab
Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah
Muhammad SAW sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya yakni Zabur,
Taurat dan Injil. Dalam surat Yunus ayat 57, al-Qur’an disebut juga mau’idzoh
yang berarti peringatan. Al-Qur’an yang hampir sepertiganya berisi
kisah masa lalu dari ummat-ummat terdahulu baik yang shaleh maupun yang
ingkar bagaimanapun seharusnya berfungsi sebagai pengingatan ummat
yang hidup hari ini agar berkaca pada masa lampau. Secara tidak
langsung, bisa dimaknai bahwa Islam memerintahkan pemeluknya untuk
berkaca dan belajar pada sejarah melalui tadabbur dan tafakkur atas
ayat-ayat yang termaktub dalam al-Qur’an.
Mengapa sejarah demikian penting menurut Al-Qur’an? Dalam surat Huud ayat 120 yang artinya “Dan
semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.”, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada empat fungsi sejarah yang tersurat di sana, yaitu:
1. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati
Dalam
surat al-Kahfi, Allah SWT mengisahkan ada sekelompok pemuda yang
mengasingkan diri ke dalam goa dalam rangka menghindari pemimpin dhalim
yang memimpin negeri mereka. Dalam upaya menyelamatkan imannya itu,
atas izin Allah SWT, mereka tertidur dalam goa tersebut selama 309
tahun. Ketika terbangun, mereka sudah menemukan hewan yang dibawanya
hanya tersisa tulang dan ketika mereka menuju ke sebuah pasar untuk
membeli makanan, uang yang dipakai untuk membayar sudah tidak laku
lagi. Pemimpin dhalim yang mengancam iman merekapun ternyata telah
meninggal. Hikmah yang bisa diambil dari kisah pemuda kahfi bahwa
keimanan atas Allah SWT perlu diperjuangkan penuh pengorbanan. Teladan
dari ashabul kahfi itu seharusnya bisa meneguhkan hari kita agar selalu beriman kepada Allah SWT.
2. Sejarah berfungsi sebagai pengajaran
Dalam
surat al-‘Araf 73-74, Allah SWT mengisahkan bagaimana Allah SWT
memberi peringatan kepada Kaum Tsamud, kaumnya Nabi Shaleh AS yang
ingkar kepada Nabi dan Tuhan mereka. Mereka justru memahat
gunung-gunung menjadi rumah-rumah yang megah dan mewah serta melupakan
nikmat-nikmat yang telah diberikan. Mereka beramai-ramai juga membunuh
unta Nabi Shaleh yang merupakan mukjizat yang diberikan Allah SWT.
Maka Allah SWT kemudian mengirimkan petir yang menggelegar dan meluluh
lantakkan kaum Tsamud. Namun menariknya, Allah SWT masih menyisakan
bangunan-bangunan tersebut sebagai pengajaran kepada manusia yang hidup
setelahnya bahwa dahulu, sebelum masehi, perkembangan arsitektur
manusia sudah berkembang pesat. Sebuah simbol peradaban manusia pada
zaman lampau yang dicatat oleh al-Qur’an sebagai pengajaran bagi
manusia hari ini
3. Sejarah sebagai sumber peringatan
Banyak
kisah masa lalu dalam al-Qur’an yang bisa diambil pelajaran. Kisah
Fir’aun yang menentang Nabi Musa AS hingga akhirnya ditenggelamkan ke
dalam Laut Merah salah satunya. Keangkuhan Fir’aun tidak hanya dalam
penentangannya atas Nabi Musa AS. Lebih dari itu, dia mengaku menjadi
Tuhan yang bisa menghidupkan dan mematikan manusia. Hingga hari ini,
jasad Fir’aun atau Pharaoh yang menjadi raja Mesir ketika itu masih bisa
disaksikan disemayamkan di bawah Piramid di daerah Giza, Mesir.
Melalui sejarah tentang Fir’aun yang termaktub dalam al-Qur’an, Allah
SWT ingin memberi peringatan kepada manusia agar tidak sombong dan
ingkar kepada peringatan Allah SWT yang disampaikan melalui Nabi dan
Rasul. Terlebih lagi mengaku dirinya lebih hebat ataupun setara dengan
Allah SWT, ataupun menuhankan Tuhan lain selain Allah SWT. Na’udzubillahimindzalik.
4. Sejarah sebagai Sumber kebenaran
Jaminan kebenaran al-Qur’an telah termaktub tegas dalam surat al-Baqarah ayat 2, “Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
Jadi, kisah-kisah sejarah yang termaktub dalam kitab ini mutlak
kebenaran dan keabsahannya. Sejarah yang ditulis al-Qur’an bukanlah
sejarah yang penuh rekayasa dan sarat kepentingan seperti halnya
sejarah-sejarah yang ada sekarang. Fakta-fakta sejarah dalam al-Qur’an
sangat bisa dijadikan sumber sejarah. Historiografi dalam al-Qur’an
bisa dijadikan contoh bagaimana seharusnya sejarah ditulis. Allah SWT
sangat expert memberi contoh bagaimana menulis sejarah.
Sejarah untuk Masa Depan
Dengan
sejarah yang tertulis dan dikisahkan oleh al-Qur’an, umat Islam
dituntut untuk bisa berfikir (Al-A’raaf : 176). Maksudnya, manusia
seharusnya menjadikan sejarah sebagai pelajaran dan peringatan untuk
menentukan langkah berikutnya dari suatu kesinambungan risalah dalam
menggapai tujuan li ‘ila kalimatillah. Apa yang terjadi pada
masa lampau seharusnya dijadikan pelajaran berharga dalam menjalankan
tugas-tugas kekhalifahan manusia hari ini.
Selain
menjelaskan fungsi sejarah, Al-Qur’an juga menegaskan tentang akhir
dari perjalanan sejarah. Menurut Al-Qur’an nasib akhir sejarah adalah
kemenangan keimanan atas kekafiran, kebajikan atas kemunkaran,
kenyataan ini merupakan satu janji dari Allah SWT yang mesti terjadi.
Allah SWT pun menyampaikan, layaknya roda, hari-hari itu berputar,
begitu juga nasib manusia yang diganti, sesekali merasakan di atas dan
sesekali merasakan di bawah. Perputaran itu bisa kita lihat dari
sejarah. Selamat bermuhasabah dengan sejarah. Wallahua’lam bisshawab.
0 Komentar untuk "function of history according to the Qur'an"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<