Assalamu’alaikum . . .
Ilmu Dunia dan Akhirat - Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Mungkin
kata kata ini yang sering kita tanyakan kepada guru kita. Kepada saudara
saudara kita, kepada sahabat sahabat kita. Di sebabkan kita yang kurang
mengerti kepada orang tua kita dan orang tua kita yang mungkin tak mengerti
cara mendidik anak, membuat kita anak anak yang merasa hidupnya dalam keadaan
yang tak bagus harus belajar menghadapi Orangtua, entah ayah atau ibu yang otoriter / Egois.
Pernahkah kalian berpikir, ada begitu banyak sekali bukan
sekolah sekolah yang mengajarkan, cara menjadi anak berbakti, cara menjadi
siswa yang berbakti kepada guru, menjadi anak yang jujur kepada orang tua dan
sekolah lain untuk mendidik anak. Tapi, pernahkah ada sekolah untuk mendidik
menjadi orang tua yang baik dan benar?
Beberapa alasan yang mendasari aku menulis Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu
(Orang Tua) Otoriter (Egois) adalah untuk berbagi pengalaman aku sebagai
penulis, sebagai anak yang berusaha untuk mengatasi orang tua yang di anggap
otoriter dan egois. Namun, ada kalanya keegoisan mereka untuk kebaikan kita.
Bukankah orang tua juga manusia? Dan manusia itu tempat
salah? Tak selamanya orang tua benar dan kita salah. Jadi curhat nih, baiklah
kalau begitu. Silahkan di simak Kumpulan
Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois) :
1 Jangan Membantah
Yang pertama kali kita perhatikan dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois) adalah
jangan membantah kata katanya. Kata kata orang tua kita. Bahasa jawanya sih
“ngentai” entah bagaimana dengan bahasa indonesianya. Cukup kita katakana “iya”
tak lebih. Di suruh apa, di kasih tau apa, jawab saja iya dengan senyum. Jangan
mengatakan yang tidak tidak. Karena pasti mereka kan marah dan menganggap kita
menentang mereka.
2 Jangan Berbohong
Sekali berbohong, maka akan di cap berbohong. Andaikata
kalian sudah berbohong kepada orang tua terutama ibu. Pasti selanjutnya mereka
tak akan percaya kepada kalian 50%. Atau malah tak percaya sama sekali kepada
kalian. Bagi yang sudah berbohong, janganlah melanjutkan kebohongan. Jadilah
anak yang jujur dan biarlah walaupun kita tak di percaya. Bagi yang belum
bohonh jangan berbohong. Karena akibatnya akan fatal bagi diri kita.
3 Tunjukkan Bukti, Bukan hanya Ucapan saja
Ini yang paling penting dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Jika kita memiliki cita cita,dan ayah dan ibu
kita sebagai orang tua merasa cita citanya tidak menjanjikan masa depan atautak
sesuai keinginan mereka. Mereka pasti tidak setuju. Walaupun kita mengiming
imingkan apa pun, mereka pasti tak percaya. Orang tua butuh bukti nyata. Bukan
hanya kata kata. Karena mereka sudah memiliki banyak pengalaman. Sehingga tak
percaya dengan isapan jempol alias OMDO. Dan ini sudah saya buktikan sendiri.
Harus ada bukti nyatanya.
4 Turuti kemauan mereka
Turuti mau mereka apa. Asalkan baik untuk kita kenapa tidak?
Andaikan tak sesuai dengan prinsip kita, di coba dulu saja mengenai kemauan
mereka. Kecuali kalau kemauan mereka bertentangan dengan norma agama. Jangan di turuti. Turuti
dulu kemauan mereka, setelah ada akibatnya saat kamu turuti, tunjukkan kepada
mereka.
5 Jangan Menyinggung Perasaan Mereka
Ibarat sebuah Negara, maka orang tua adalah pemimpinnya dan
kita adalah rakyat. Kalau sampai kita berkata yang bisa menyinggung perasaan
mereka, maka yang terjadi pasti mereka akan marah besar. Menghukum kita dan
mungkin melakukan hal yang tak kita senangi. No 5 ini perlu kalian ingat dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu
(Orang Tua) Otoriter (Egois). Lebih baik kita diam sebagai anak dari pada
kita berkata yang hanya akan membuat mereka jengkel. Berkata saja yang
seperlunya agar tak mengeluarkan kata kata yang jelek.
Mungkin sebagai seorang anak, hanya ini yang bisa saya
berikan dalam artikel Kumpulan Cara
Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Untuk hal yang lain,
bisa kalian tambahkan dari Mbah Google atau belajar dari pengalaman masa lalu.
Janganlah kita jadi anak durhaka. Tunjukkan pada mereka bahwa kita mampu
melakukan apa yang baik dan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai anak.
Hidup ini kadang memang melelahkan, tapi memang lebih
melelahkan jika kita hanya berpikir tanpa bertindah. Menjadi orang tua juga
memang susah. Tapi jadi anak tak gampang pula.
Wassalamu’alaikum . .
23 Komentar untuk "Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois)"
PERTAMAX NIH GAN :D
kalau menurut saya klau orang tua egois mungkin dia menjari kita agar lebih baik pasti tetapi dengan metode salah, seharusnya mendidik anak dengan cara perlahan" yg membuat anak luluh gan.
setiap orang tua beberbeda cara mendidik anak'a ada yg di kekang, ada yg protek dll gan.
mantap informasinya itung" buat mendidik orang tua agar menjari anak bisa lebih baik tidak dngn cara egois
la maslahnya terletak di situ.. tergantung orang tua dan anak dan cara komunikasi mereka..
Senasib :'(
kadang saya bingung mau nglakuin apa? Semua yang saya lakukan di anggap slh.
Ayah saya sangat otoriter, sangat pemarah, tidak sabaran juga egois, beruntung dari saudari2 ku tidak memiliki sifat yang sama darinya, bahkan saudara kandung nya sendiri tidak bisa menghentikannya atau menasehatin nya ketika dia sedang marah. semua orang takut kepadanya. dia sangat suka berkata kasar kepada ibu saya, saya dan adik2 saya, saya sebagai anak sulung tidak tahu harus meminta tolong siapa untuk menydarkan dia agar tidak berdosa. tak ada 1 pun dari kluarga yg mau membantu lg karna habis dimaki, 5 poin diatas telah saya lakukan dr sebelum saya membaca blog ini. saya sangat senang karna apa yg telah saya lakukan telah benar. tetapi saya juga manusia, memiliki emosi juga, kadang saya melawan nya, tetapi ibu saya menyuruh saya lbh sabar dan istigfar. terima kasih :) saya hanya ingin berbagi kisah saya...
kepada penulis yg budiman, saya punya permasalahan seperti ini, saya ingin ikut di kursus bahasa arab, lalu saya utarakan ini kepada ibu saya tetapi ibu saya bilang "buat apa", saya goyah dengan kata-kata itu, akhirnya saya urungkan niat. Tetapi niat itu muncul lagi saat saya menemukan sebuah buku pintar bahasa inggris, arab, dan indonesia. Saya jadi emosional dan negatif ke ibu saya (hanya dalam batin). Lalu apa yang harus saya pilih, mohon bisa diberikan pencerahan. Salam dan terima kasih.
Alasanmu belajar bahasa arab apa? berpengaruh enggak kepada kehidupanmu?
misalkan saya contohkan, diri saya sendiri.
saya muslim. bahasa arab adalah bahasa qur'an. bahasa dalam sholat dan doa. maka sudah selayaknya kita bsa bahasa arab karena bahasa itu sering kita ucapkan. masak ucapin tapi tak tahu artinya?
kedua, bahasa arab itu bahasa internasional. tiap tahun selalu ada yg naik haji, di korea pun bahasa arab ada. banyak bahasa arab di gunakan di banyak negara. dan bahkan kampus Islam memiliki bahasa arab dan inggris
begitulah :)
memang sangat sulit menjadi seorang anak. karena menjadi seorang anak harus penurut.
penulis yang bijak
situs ini masih aktif tidak ya, saya butuh solusi untuk saya terhdap orang tua saya??
Bneran km bisa nglakuin semua itu.. gimana klo kita udah mencoba tapi gak sanggup dan orang tua tetap menuntut tanpa celah.. apa kita gak tertekan.. gimana ngatasinnya??
Plis saya butuh jawaban
hanya sabar yang bisa kita lakukan. Ambil dampak positif.
Positif?
Kita jadi bisa lebih memiliki hati yang 'tahan banting'. Melatih ikhlas dan sabar
walau mungkin konyol. apalagi yang bsa kita lakukan? masih untung ktia amsih mau dirawat, dibolehin tinggal serumah. ingat saja kebaikan mereka
jgn kebrukan
jawaban apa?
Ibuku jg otoriter .. Di tambah lagi karakter weton kami yg sama... Jd aq sungguh tersiksa.. Hny bs diam spti robot yg dikendalikan oleh ibuku. Belum lagi selalu disalahin atas semuanya, dicaci dan dihina. Seumur hidupku tak pernah dpt pujian meskipun nilai bagus ato dpt juara. Tp kalau rangkingku turun selalu dimarahi dan di hina. Rasanya spti ingin mati saja . Tp aku tau Allah menciptakan aku di sini brsama mereka pasti bukan tanpa alasan .. Semuanya sdh Allah atur .. aku harus di sini. Dan kekuatan ini jg berasal dariNYA.
Kalo saya sih karena cita cita saya berbeda dari orang tua. Saya " melawan " keinginan mereka dan tetap menjalankan cita . Saya. Karena saya manusia biasa bukan malaikat yang tidak mempunyai emosi. Tapi masih tetap menjalankan nasihat dan turut perintah pada persoalan yang lainnya.
Kenapa saya lebih memilih keinginan saya sendiri. Karena niat saya juga bukan hanya kebahagiaan saya sendiri. Tapi juga buat masa depan orang tua saya kelak jika mereka sudah tua.
Mau nambahin sedikit cara alternatif menghadapi orang tua yang keras, pemarah, cerewet, bawel, bahkan paling ekstrim ada juga orang tua yang suka main tangan (kdrt).
1. Introspeksi diri
2. Diam
3. Bertanyalah kepada paman atau bibi atau kakek atau nenek bagai mana menghadapi mereka.
4. Memilih hidup berpisah dengan mereka, entah itu kost, masuk pesantren di luar kota, daftar beasiswa sekolah ke luar negeri, cari kerja di perantauan dll. Intinya hidup berpisah dari orang tua.
Cara terakhir adalah cara paling ampuh untuk menghindari konflik dengan orang tua, karena sesungguhnya mereka juga manusia yang tidak sempurna. Sebagai anak kita juga manusia kalau terus menerus digempur dengan omelan dan makian suatu saat emosi kita juga bisa meledak dan itu sangat berbahaya.
Haha ternyata bnyak yang ngalamin.orang tuaku dan ke 4 saudaraku otoriter,klo gak tua tu gak bs d terima omongan dan pendapat kita. Jadi mati kutu lah aku dan istri ku :). Inti ny mereka gak mau terima apapun alasan kita,dan gak mau percaya ama kita, dari kecil ampe sekarang nih aku
gak pernah di percaya ama ibu ku
Sama
Klo ibuku sangat egois ,,apa yg dilakukan saya serba salah. Trus dia juga pemarah..klo aq kga salah apa2 nalah dimarahin klo mau jawab dibilang nglawan ama orang tua...klo kya gitu aq mah udah kga kuat ngadepinya mending bunuh diri saya.......
Aku juga sudah gak kuat menghadapi orang tua semacam itu..... Apa lagi bapak ku selalu menyalahkan aku meskipun aku tidak berbuat salah.... Tetapi adikku melakukan kesalahan sama sekali tidak disalahkan malah di benarkan..... Mungkin jalan satu satunya saya harus pisah dari orang tua daripada hidup saya tertekan dan terkekang
La masalahnya apapun yg saya lakukan dan seisi rumah lakukan termasuk yg ayah saya lakukan dimata ibu saya, semua itu salah.. Intinya tidak pernah menghargai apa yg sudah saya lakukan untuk beliau. Padahal apa yg dia suruh selalu saya lakukan, dan pada akhirnya tidak di hargai. Tapi tetep tabah😆😆
kalo menurut saya sih ayah saya gak baik
ceritanya dulu ayah saya dan ibu saya membuka toko sendiri
namun, lama kelamaan ayah saya malas bekerja karena ibu saya dipaksa mengurusi rumah sehabis kerja.
dan setelah berdebat, akhirnya ibu saya mengalah dan bekerja demi anaknya.
ibu saya bekerja mati matian demi keluarga, tapi ayah saya masih memarahinya, bahkan menghabiskan uang untuk pamer kepada temannya karena dia sangat gengsi dan merasa sombong dan suka pamer.
dia suka menghambur hamburkan uang ke hal yang tidak berguna, dan akhirnya dia ditipu puluhan juta
karena itu dia jadi stress dan terus memarahi anaknya
saya pun tumbuh menjadi anak smp dan saya mulai sadar kalau mama saya ditindas oleh papa saya.
bahkan nenek saya juga menindas mama saya karena nenek saya adalah empunya rumah
saya tahu ini rumah nenek saya, tapi kalo tidak ada yang bekerja dia mau makan apa ? makan sana tembok
untung dirumah ada pembantu saya yang sangat pengertian, jadi dia yang mengerjakan pekerjaan rumah.
sedangkan ayah saya ?
saya tahu ayah saya mengantarkan saya ke sekolah, tapi itu karena dia dibayar ibu saya.
dia sendiri santai santai di rumah dan menghabiskan harinya dengan tidur, marah, makan, dan main hp.
aaaaaaaaaaaaarkh
dia selalu memaksa anaknya supaya ranking 1.
jujur saya sendiri merasa tertekan karena jika saya bermain sedikit saja pasti ayah saya marah.
saya mendapat nilai jelek padahal ulangannya sulit dan satu kelas dapat jelek, tapi dia marah.
maunya apa coba ?
ayah saya juga suka jajan dan perokok berat
dalam seminggu, dia bisa beli makanan sebanyak 10x, padahal pembantu saya sudah masak di rumah. alasannya dia bosan dengan makanan itu itu saja. ishhhhh
kebetulan di rumah kami air kran tidak bisa mengalir saat siang, jadi pembantu saya rela bangun jam 3 pagi untuk menadahi air.
tapi nenek saya menghabiskan air itu seenaknya hanya untuk memasak, padahal pembantu saya sudah masak.
pas ditegur dia bilang ini rumahnya, terserah dia.
coba saya bilang kaya tadi ke dia, pasti saya diusir.
mari kita kembali ke ayah saya.
kakak saya pernah bertengkar dengan ayah saya, karena saat itu dia sangat lelah sehabis pulang kuliah dan langsung disuruh beli aqua.
kakak saya menolak dan makanannya dibuang oleh ayah saya.
wajar kakak saya merobek baju ayah saya.
jika saya total uang yang dihabiskan papa saya untuk berfoya-foya dan uang yang nenek habiskan untuk berobat mungkin sudah bisa beli rumah 1.
meskipun begitu, mereka tetap memarahi mama saya dan mengejek mama saya.
tapi mama saya tak gentar, mama tetap menjalani semuanya dengan bahagia tanpa mengeluh.
masalah yang kami hadapi saat ini adalah menyicil rumah.
ayah saya terlalu banyak gaya, padahal ekonomi kita pas pasan tapi ayah saya masih membeli rumah di kawasan elit.
akhirnya ibu saya harus membayar 75 % dari penghasilannya ke rumah itu, hanya karena ayah saya ingin pamer ke temannya.
saya tidak tahu sampai kapan harus seperti ini, bahkan saya yang masih smp pun berusaha membantu keluarga saya tapi ibu saya menolak.
akhirnya saat ini ayah disadarkan dengan diberi penyakit typhus oleh tuhan.
mungkin dia akan berhenti merokok dengan ini.
saat mama saya menyalahkan papa saya karena terlalu banyak jajan dan merokok, dia marah dan berkata ini bukan karena itu sambil berbicara kotor yang saya tidak akan sebutkan kata ini.
saat ini, dia sering menyuruh anak anak dan mama saya untuk meladeninya.
padahal ayah dan nenek saya dulu bilang tak butuh siapapun.
tapi lihat sekarang ?
padahal dia sudah menyuruh kami semua, tapi kami masih dimarahi.
maunya apa coba ? sudah sakit masih marah marah.
jika terserang typhus pasti ada larangan makanan kan ?
tapi dia tidak tahan untuk tidak jajan, dan dia jajan diam diam tanpa diketahui semua orang.
kapan dia sembuh coba ?
ayah yang egois
nenek yang egois
wew
Saya belajar untuk bersabar, tapi dari sisi orang tua saya juga punya mental yang sama di masa lalu, terkadang sudahng menuruti tetap saja salah sedikit saya berbicara apa yang saya mau lebih banyak membentak, memang saya sangat bersyukur sudah dirawat tapi bukankah kita punya hak asasi unuk bebas selama itu tidak menyimpang? Menjaga lisan pun saya lakukan hanya saja ibu saya asal memvonis apa impian saya, saya berpikir saya sudah besar, ngurus diri sendiri pun sudah ada hanya saja pemikiran orang tua yang dangkal tanpa alasan yang jelas juga tidak baik. Mohon pencerahan.
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<