Orang-Orang yang Aman dari Penderitaan
Hati yang kosong dari ras takut kepada Allah Ta’ala terancam mati mengenaskan (su’ul khatimah), sebab rasa takut memotivasi orang untuk selalau
bertauban dan membersihkan diri dari semua kotoran yang mungkinh masuk
kepadanya saat ia lengah. Juga mendorongnya menambah pundi-pundi amal
shalihnya. Sedang orang yang merasa aman dan terlalu bangga dengan perolehan
amalnya, maka biasanya ia malas, suka menunda pengerjaan amal shalih, dan wara’-nya minim, sebab sangat
mengandalkan ampunan dan maaf Allah Ta’ala.
Karena itu, Hatim Al-Aham berkata, “Barangsiapa hatinya tidak ingat empat
bahaya, ia tertipu dalam kemungkinan celaka. Pertama, bahaya Hari Akhirat saat ia berkata, ‘Mereka masuk surga dan
aku tidak peduli. Mereka masuk neraka ada aku tidak peduli. Ua tidak tahu masuk
ke kolompok yang mana.
Kedua, ketiika ia diciptakan
di tiga kegegalapan. Saat itu, para malaikat memanggil orang-orang celaka
(penghuni neraka) dan orang-orang bahagia (penghuni surga) ia tidak tahu apakah
dirinya masuk dalam kelompok orang-orang celaka atau orang-orang bahagia.
Ketiga, saat hari pengumuman
status setiap orang. Ia tidak tahu apakah mendapat berita gembira keridhaan
Allah kepadanya atau kemurkaan Allah kepadanya.
Keempat, saat manusia muncul
secara bergelombang. Ia tidak tahu harus berjalan di jalan kelompok yang mana?”
Ketakuatan Orang-Orang Shalih
Orang-orang shalih tidak merasa “aman” seperti orang-orang diatas. Rasa
takut mencabik-cabik hati orang-orang shalih dan membuat mata mereka banjir
airmata. Yang paling mereka takuti ialah su’ul
khatimah. Sufayan Ats-Tsauri kalut memikirkan status dirinya dan su’ul khatimah. Pada suatu hari, ia
menangis, lalu berkata, “Aku takut tertulis di Lauh Mahfudz sebagai penghuni
neraka. “Ia menangis lagi, lalu berkata, “Aku takut iman dicabut dariku saat
beriman.”
Malik bin Dinar berdiri semalam suntuk dengan memegang jenggotnya
sambil berkata, “Tuhanku, engkau tahu siapa penghuni surga dan siapa penghuni
neraka. Kira-kira di manakah tempat Malik bin Dinar kelak?”
Cengkraman Setan pada Manusia
Karena kuatnya rasa takut orang-orang shalih pada su’ul khatima, setan berusaha mengeluarkan mereka dari Islam pada
detik-detik akhit kehidupan mereka. Tapi, Allah Ta’ala membuat mereka tegar, dengan kalimat kokoh (laa ilaaha illallah) dan setan pun gagal
menjinakan mereka.
Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata, “Aku hadir di detik-detik akhir
kehidupan ayahku. Aku memegang secarik kain untuk mengikat jenggot ayah. Ayah
tak sadarkan diri, lalu siuman. Ia berkata dengan isyarat, “Tidak. Tidak.’ Ayah
berbuat seperti berulang kali. Aku berkata kepada ayah, ‘Ayah, apa yang
terlihat oleh ayah?’ ayah menjawab, ‘Setan berdiri di sandalku dan menggigit
jari-jari kakiku, sambil berkata, Ahmad, engkau telah mengalahkanku.’ Aku
katakan kepadanya, ‘Tidak. Tidak,’ hingga aku mati nanti.”
Dikatakan kepada Abu ja’far alias Ahmad Al-Qurthubi di saat-saat
terakhir hidupnya, “Katakanlah, ‘Laa
ilaaha illallah’.” Abu Ja’far alias Ahmad Al-Qurthubi menjawab, ‘Tidak.
Tidak.’ Ketika ia siuman dan hal itu diceritakan kepadanya, ia berkata, ‘Dua
setan datang kepadaku. Satu di sebelah kananku dan satu lagi di sebelah kiriku.
Salah satu dari dua setan itu berkata kepadaku, ‘Matilah dalam keadaan beragama
Yahudi, karena Yahudi agama terbaik.’ Setan satunya berkata, ‘Matilah dalam
keadaan memeluk agama Kristen, karena Kristen agama terbaik.’ Aku katakan
kepada kedua setan itu, ‘Tidak. Masak
ini yang kalian berdua katakan kepadaku?”
Kematian Menyakitkan
Kisah-kisah su’ul khatimah
yang didengar dan disaksikan langsung oleh orang-orang shalih membuat mereka
semakin takut dan meningkatkan persiapan menghadapi akhirat. Di antara kisah
ini ialah kisah yang diriwayatkan Ibnu Rajab dari Abdul Aziz bin Abu Rawad yang
berkata, “Aku saksikan seseorang diajari mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah, pada akhir
kehidupannya. Tapi, ucapannya terakhir malah, ‘Ia mengingkari apa yang Anda
katakan.’ Akhirnya, ia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu. aku tanya
perihal orang itu, lalu mendapat informasi bahwa orang itu pecandu minuman
keras. Takutlah dosa, karena dosa itulah yang mencelakakannya.”
Al-Qurthubi meriwayatkan kisah di buku At-Tadzikarah dari Ar-Rabi’ bin Sabrah bin Ma’bad Al-Juhani –ahli
ibadah dari Bashrah- yang berkata, “Aku bertemu sejumlah orang di Syam dan
dikatakan kepada seseorang, ‘Hai di Fulan, ucapkan kalimat laa ilaaha illallah.’ Orang itu menjawab, ‘Minumlah dan beri aku
minuman.’ Dikatakan kepada seseorang di Al-Ahwaz, ‘Katakanlah laa ilaaha illallaha.’ Orang itu
menyahut, ‘Tambah terus.’ Maskudnya, sebelas, dua belas. Semasa hidupnya, kedua
orang pegawai itu. ia masih sibuk menghitung dan menimbang di saat-saat
terakhir hidupnya.”
Ibnu Al-Qayyim mengisahkan kisah orang-orang yang hendak meninggal
dunia di bukunya, Al-Jawab Al-Kafi.
Di antara kisah tersebut ialah kisah berikut ini, “Dikatakan kepada seseorang,
‘Ucapkan laa ilaaha illallah.’ Orang
itu menjawab, ‘Aaah. Aku tidak dapat mengucapkannya.’ Dikatakan kepada orang
lain, ‘Ucapkan laa ilaaha illallah.’
Orang itu menjawab, ‘Bidak ini dan itu. engkau kalah.’ Usai berkata seperti
itu, orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.”
Dikatakan kepada seseorang,
“Ucapkan laa ilaaha illallah.” Orang
itu malah menyanyikan lagu, hingga meninggal dunia. Hal yang sama dikatakan
kepada orang lain, lalu ia menjawab, “Apa yang Anda katakan tidak banyak
bermanfaat bagiku. Tidak ada kemaksiatan yang aku kerjakan.” Usai berkata
seperti itu, orang itu meninggal dunia, tanpa mengucapkan laa ilaaha illallah. Ucapan yang sama dikatakan kepada orang lain,
lalu ia berkata, “Kalimat itu tidak berguna bagiku. Aku tidak tahu apakah aku
pernah shalat karena Allah?” orang itu gagal mengucapkan laa ilaaha illallah. Ucapan yang sama dikatakan kepada orang lain,
lalu ia menjawab, “Sebenarnya, aku ingin sekali mengucapkan kalimat itu. tapi,
setiapkali aku hendak mengucapkannya, lidahku terkunci.”
Kita Berdoa minta Ketegaran Kepada Allah
Kisah-kisah di atas mendorong kita mengucapkan berulang-ulang doa yang
dulu sering dibaca orang yang dijamin masuk surga, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seperti
diriwayatkan At-Tirmidzi,
“Wahai Dzat yang membolak-balik hati,
kokohkan hatiku tetap berada di atas agamamu.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Orang yang ingin tegar harus berusaha, sebab Allah Ta’ala tidak merubah kondisi suatu masyarakat, hingga mereka
sendiri yang merubah diri mereka.
Commet yaa??
0 Komentar untuk "CONTOH-CONTOH MATI MENGENASKAN"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<