Umar: Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku melihat kepalanya yang
mungil muncul dari dalam tanah. Kepalanya menarik perhatianku, sebab ukurannya
sedikit lebih besar daripada tubuhnya. Aku heran mengapa kepalanya sebesar itu
dan mulai mengamati temanku yang mungil ini. Kepala besar pada tubuhnya yang
mungil membantu dalam tugasnya sebagai penjaga di pintu masuk sarangnya. Apakah
kalian ingin tahu 'bagaimana' caranya? Ia melakukannya dengan memeriksa apakah
semut-semut yang memasuki sarangnya termasuk anggota keluarganya atau bukan, dan
tidak mengizinkannya masuk jika bukan termasuk keluarganya.
Segera setelah
melihatnya, aku menemuinya dan bertanya apa yang sedang terjadi di dalam sarang.
Temanku yang mungil mengerti rasa ingin tahuku, dan mulai bercerita kepadaku.
Yang paling membuatku penasaran adalah bagaimana semut-semut berkepala besar
mengenali teman-teman serumah mereka dan membiarkannya masuk ke sarang.
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan
kepadamu bahwa kami menyebut keluarga kami sebagai 'koloni'. Dengan kata lain,
kami hidup dalam masyarakat yang disebut koloni. Seekor semut
dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota
koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain
tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian
atas kepala semut), yang membantunya mengenali semut-semut asing melalui 'bau
koloni' yang mereka miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka kami tidak
akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan terkadang kami harus menggunakan
kekuatan untuk memaksa mereka pergi.
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa
kami menyebut keluarga kami sebagai 'koloni'. Dengan kata lain, kami hidup dalam
masyarakat yang disebut koloni.
Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan
apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan
cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis
yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali
semut-semut asing melalui 'bau koloni' yang mereka miliki.. Jika semut tersebut
ternyata asing, maka kami tidak akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan
terkadang kami harus menggunakan kekuatan untuk memaksa mereka pergi.
|
0 Komentar untuk "Umar dan Semut (part 2)"
Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.
Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)
>TERIMA KASIH<