Ilmu Dunia dan Akhirat Blog's. Mencari, Memahami dan Menyimpulkan. Ilmu Dunia dan Akhirat.

MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA NUSANTARA

Ilmu Dunia dan Akhirat – hari hari ini, di berita dan di google sendiri lagu ngetrend dengan namanya kenaikan BBM yang nantinya akan berdampak pada kenaikan bahan pokok serta transportasi umum lainnya. Yah, sebenarnya itu masalah kayak gitu merupakan sebuah keputusan sulit. Apakah kita menyetujui atau tidak. Kalau saya sih, menyetujui aja. Karena saya yakin pemerintah selalu mengoptimalkan semua kebijakan untuk Indonesia Raya. Mana mungkin pemerintah membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyatnya?


Tapi artikel ini tidaklah membahas mengenai kenaikan BBM atau kenaikan bahan-bahan yang lain karena BBM. Melainkan mengenai  MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAIBUDAYA NUSANTARA yang merupakan mata kuliah  Ilmu Sosial Budaya Dasar dari Jurusan Teknik informatika di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Berikut ini hasil makalah tersebut dnegan judul MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAIBUDAYA NUSANTARA


 MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI
BUDAYA NUSANTARA


Pembimbing : Ni’matuz Zuhroh, M.Si

MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA NUSANTARA




Disusun oleh :
1)      Abdul Ivan Ramadani C.S (14650077)
2)      Lufiyah Fauziyah (14650059)







FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG, SEPTEMBER 2014

KATA PENGANTAR

             Alhamdulillah  dengan  segenap  kerendahan hati, kami mengucapkan puji syukur  kehadirat Allah SWT, yang telah  melimpahkan rahmat, taufik  serta  hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA  NUSANTARA”.
             Shalawat  serta  salam senantiasa terlimpahkan  kepada  junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memimpin, membimbing serta menuntun umatnya dari zaman jahiliyah  menuju  zaman yang terang  benderang.
             Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami karena dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kasalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
            Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami dan khususnya bagi pembaca. Amiin.



Malang, 09 September 2014



Penulis









BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan tersebut terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Selain beragam, bangsa Indonesia memiliki beberapa persamaan, antara lain keramah tamahan, gotong-royong, dan kehidupan sosial yang berlandaskan kekeluargaan.
Untuk mencapai kesatuan dan kebaikan bangsa Indonesia yang memiliki beragam perbedaan, salah satunya adalah keberagaman kebudayaan tentu bukanlah sustu perkara yang mudah. Tokoh-tokoh nasional, dalam usahanya untuk kesejahteraan, persatuan dan kesatuan bangsa telah memutuskan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan untuk bangsa Indonesia.
Adapun definisi umum tentang kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai hasil usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Tiga kata terakhir ini “rakyat Indonesia seluruhnya” jelas menyatakan bahwa kebudayaan salah satu suku bangsa belum  dapat di katakan kebudayaan nasional. 
Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita. Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan dimana banyak budaya kita yang mulai luntur dan bahkan hampir lepas dari genggaman kita.
Itulah yang membuat kita ingin mengajak bangsa kita ini untuk lebih memperhatikan budaya-budaya yang sudah di wariskan oleh nenek moyang kita, dengan bersama-sama menganalisis keberagaman kebudayaan di nusantara ini. Agar natinya kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu sampai sekarang yang sudah di wariskan oleh nenek moyang kita tidak hilang dari Negara kita, sehingga keturunan dari Negara kita kelak masih bisa melihat berbagai macam kebudayaan yang sekarang kita miliki.


1.2              RUMUSAN MASALAH
1.         Apa saja ragam budaya nusantara?
2.         Apa yang di maksud dengan nilai-nilai budaya nusantara?
3.         Bagaimana peranan nilai-nilai kebudayaan nusantara di masyarakat?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1              PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
                                                                                                                        
2.2              NILAI-NILAI BUDAYA
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
  1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
  2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
  3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).















BAB III
PEMBAHASAN

3.1       RAGAM BUDAYA NUSANTARA
Kita sering bangga bahwa 210 juta orang Indonesia yang mendiami kepulauan nusantara kita ini menunjukkan suatu keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan bahasa, kita bangga akan slogan yang melambangkan aneka warna bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika  yang artinya berbeda-beda tetapi satu juga, diambil dari Kakawin /Sutasomo karangan Mpu Tantular. Makna harfianya: Berbeda itu, satu itu.
Walaupun di satu pihak kita bangga akan sifat aneka warna masalah yang timbul karena sifat itu. Masalah yang paling besar yang bersangkut-pangkut dengan sifat tersebut adalah masalah kebudayaan nasional Indonesia. Hal itu disebabkan karena masalah kebudayaan nasional menyangkut masalah kepribadian nasional, tidak hanya langsung mengenai identitas kita sebagai bangsa, tetapi juga menyangkut soal tujuan kita dengan susah payah mengeluarkan tenaga banyak untuk membangun, dan menyangkut soal motivasi kita untuk membangun.
Agar suatu kebudayaan nasional dapat didukung oleh sebagian besar dari warga suatu Negara, maka sebagai syarat mutlak sifatnya harus khas dan harus dapat dibanggakan oleh warga negara yang mendukungnya. Hal itu perlu karena suatu kebudayaan nasional harus member idenitas kepada warga negara tadi.
Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya tato di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang belum ter ekdplorasi.
Bagi penyuka traveling ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya yang rasa ingintahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak ada salahnya mampir ke Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat, selain menikmati sajian pesona alam dan lautnya.
Description: http://refina-arvitiane.blog.ugm.ac.id/files/2012/03/TATO-300x189.jpg
Tato kebudayaan indonesia
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Contoh dari kebudayaan rakyat pesisir adalah pesta laut yang dipersembahkan untuk para leluhur
Description: http://refina-arvitiane.blog.ugm.ac.id/files/2012/03/pesta-laut_12042010100242-300x196.jpg
Pesta laut
Description: http://refina-arvitiane.blog.ugm.ac.id/files/2012/03/pesisir-300x210.jpg
Masyarakat pesisir indonesia
Dari berbagai kebudayaan yang ada sebagai generasi muda Indonesia patutnya kita bangga dan berusaha menghalau budaya-budaya luar yang mampu menggerus kearifan budaya lokal Indonesia dengan semangat juang dan nilai dasar Pancasila.

Ragam Seni dan Budaya Indonesia 
Ø  Rumah Adat

Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcShkhGA5wSDix7aDXsh_Nd0Jd1tup-IBqDMoB8N0ktKKjiWTPog
Nuwo Sesat, Rumah Adat Lampung
Nama-nama rumah adat dan Provinsinya:

·         Nanggro Aceh Darussalam (NAD)
                  Rumah Adat : Rumah Krong Bade
·         Sumatera Utara (SUMUT) 
                  Rumah Adat : Rumah Bolon
·          Sumatera Barat  
                  Rumah Adat : Rumah Gadang
·         Riau       
                   Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
·         Jambi
                   Rumah Adat : Rumah Panjang
·         Sumatera Selatan (SUMSEL)
                     Rumah Adat : Rumah Limas
·         Bangka Belitung
                      Rumah Adat : Rumah Rakit
·         Bengkulu
                      Rumah Adat : Rumah Rakyat
·         Lampung
                    Rumah Adat : Rumah Sesat
·         DKI Jakarta
                 Rumah Adat : Rumah Kebaya
·         Jawa Barat (JABAR)
                 Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
·         Banten  Rumah Adat : Rumah Badui

·         Jawa Tengah (JATENG)
         Rumah Adat : Padepokan Jawa Tengah.

·         Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta
        Rumah Adat : Bangsal Kencono Dan Rumah Joglo.

·         Jawa Timur (JATIM)
       Rumah Adat : Rumah Situbondo.
·         Bali
    Rumah Adat : Rumah Gapura Candi Bentar.

·         Nusa Tenggara Barat (NTB)
    Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Sumbawa

·         Nusa Tenggara Timur (NTT)
     Rumah Adat : Rumah Musalaki

·         Kalimantan Utara (KALTARA)
    Rumah Adat : Rumah Baloy.

·          Kalimantan Barat (KALBAR)
       Rumah Adat : Rumah Istana Kesultanan Pontianak.

·         Kalimantan Tengah (KALTENG)
        Rumah Adat : Rumah Betang

·         Kalimantan Selatan (KALSEL)
        Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi.

·         Kalimantan Timur (KALTIM)
         Rumah Adat : Rumah Lamin.

·         Sulawesi Utara (SULUT)
         Rumah Adat : Rumah Pewaris

·         Sulawesi Barat (SULBAR)
        Rumah Adat : Rumah Tongkonan

·         Sulawesi Tengah (SULTENG)
        Rumah Adat : Rumah Tambi

·         Sulawesi Tenggara (SULTRA)
        Rumah Adat : Rumah Istana Buton

·         Sulawesi Selatan (SULSEL)
         Rumah Adat : Rumah Tongkonan.

·         Gorontalo
         Rumah Adat : Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris.

·         Maluku
         Rumah Adat : Rumah Baileo

·         Papua Barat
        Rumah Adat : Rumah Honai.
·          Papua                 Rumah Adat : Rumah Honai

Macam-macam Seni di Indonesia

Ø  Alat Musik
     Alat musik di Indonesia sebenarnya sangat banyak macamnya, contoh saja seperti gendang dari yogyakarta, gamelan dari jawa tengah, Angklung dari jawa barat, bende dari lampung dan masih banyak lagi. Tapi heranya kenapa sekarang orang indonesia sudah jarang ada yang memainkan alat musik tersebut, alat musik tersebut dipakai kalau hanya ada acara besar saja atau di peruntuhkan untuk anak sekolah dasar. harusnya sebagai orang indonesia kita ikut mewarisi budaya-budaya yang telah ada agar budaya tersebut tidak hilang karna adanya budaya asing yang masuk.
Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR0D7IFOhIPwM6TuWan_9Kai6eeQwHW_RcCWP2MDodKoEI7Q7i4GA          Description: http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQi1VPDmexS1J96FVDYoLFSlzEAzuAWf7hAroAjIllx6Z-O5f3d
Gendang, Yogyakarta                                               Angklung, Jawa Barat

Ø  Tarian 
     Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.tetapi kebanyakan dari orang indonesia sudah terpengaruh oleh budaya asing atau luar. setiap suku bangsa di Indonesia pasti memmpunyai tarian khas daerahnya sendiri-sendiri. Tradisi kuno tarian dan drama ini biasanya diajarkan seperti di sanggar-sanggar tari dan juga sekolah.
Seni tari di indonesia juga bisa masuk kedalam beberapa golongan, Dalam katagori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
contoh gambar tarian bercorak prasejarah dari suku pedalaman 
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1e/Papuan_Dance_from_Yapen.jpg/260px-Papuan_Dance_from_Yapen.jpg

Tari keraton

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8b/Tari_Golek_Ayun-Ayun_9.JPG/200px-Tari_Golek_Ayun-Ayun_9.JPG
Tari Golek Ayun-ayun, dari KeratonYogyakarta
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap dengan komposisigamelan pengiring tarian tersebut.
Tari rakyat

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/26/Jaipongan.jpg/200px-Jaipongan.jpg
Tari Jaipongan, tari tradisi rakyatSunda
Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari tradisional
Description: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRKn1BkC1sfOuFWLKQAl9sCjRoV_-WdJXOEcrhYtRDmZdzVmASc
TARI SIGEH PENGUTEN

Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar,Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia. Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka.

3.2       NILAI-NILAI BUDAYA NUSANTARA
Nilai-Nilai Budaya adalah Perekat yang sangat kuat untuk mempersatukan suatu Bangsa. Hal ini disadari betul oleh para founding fathers bangsa kita, maka mereka membangun negara diatas landasan kebudayaan.
           
Pengetahuan mengenai keanekaragaman budaya perlu dipelajari agar masyarakat dapat  memperluas wawasan kebangsaan sebagai salah satu perwujudan integrasi nasional,memperkuat rasa kesatuan dan persatuan bangsa,menumbuhkan rasa saling menghormati di antara sesama warga masyarakat yang berbeda suku bangsa dan budayanya.                 
            Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan beranegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan dan membangun kesejahteraan hidup bersama seluruh warga negara dan umat beragama. Hambatan yang cukup berat untuk mewujudkan kearah keutuhan dan kesejahteraan adalah masalah kerukunan sosial, termasuk didalamnya hubungan antara agama dan kerukunan hidup umat beragama. Persoalan ini semakin kursial karena terdapat serangkaian kondisi sosial yang menyuburkan konflik, sehingga terganggu kebersamaan dalam membangun keadaan yang lebih dinamis dan kondusif. Demikian pula kebanggaan terhadap kerukunan dirasakan selama bertahun-tahun yang mengalami dekradasi, bahkan menimbulkan kecemasan terjadinya disintegrasi bangsa
           
Kecenderungan distengrasi yang muncul belakangan ini salah satu faktornya adanya sikap ekslusif  terhadap pandangan ideologi dan keyakinan agama hingga akhir ketegangan. Ketegangan tersebut menjembatani dan turut menyumbang serta memperparah berbagai konflik yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
           
Pengetahuan mengenai keanekaragaman budaya perlu dipelajari agar masyarakat dapat meningkatkan solidaritas dan kesetiakawanan sosial di antara sesama warga masyarakat dan warga Negara, meningkatkan kepedulian dan minat untuk memahami potensi kebudayaan dalam pembangunan masyarakat di Indonesia.


3.3       PERANAN KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT
Sebelum kedatangan Islam, wanita merupakan sesuatu yang tak berharga sehingga masyarakat Arab selalu memandangnya dengan sebelah mata. Al-Qur’an menyebutkan bahwa wanita adalah sosok yang mengurusi pendidikan hati dan roh manusia, sementara roh dan hati manusia bukanlah pria maupun wanita. Oleh sebab itu al-Qur’an meniadakan tema wanita dan pria agar tidak ada tempat untuk menjelaskan persamaan atau perbedaan antara kedua jenis manusia tersebut. Ketika masalah wanita dibahas oleh al-Qur’an dan hadits, hal tersebut tidak dapat dilihat sebagai sebuah keistimewaan yang melebihkannya dari pria.

Ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang dengan jelas menyebut nama pria dan wanita. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pikiran jahiliyah, yang mereka telah membedakan antara pria dan wanita. Mereka menganggap bahwa ibadah dan kemuliaan hanya milik kaum pria. Oleh sebab itu al-Qur’an datang dengan analisa nalar bahwa seseuatu yang harus disempurnakan adalah roh, dan roh bukan wanita maupun pria.

Sebelum kedatangan Islam, wanita merupakan sesuatu yang tak berharga sehingga masyarakat Arab selalu memandangnya dengan sebelah mata. Al-Qur’an menyebutkan bahwa wanita adalah sosok yang mengurusi pendidikan hati dan roh manusia, sementara roh dan hati manusia bukanlah pria maupun wanita. Oleh sebab itu al-Qur’an meniadakan tema wanita dan pria agar tidak ada tempat untuk menjelaskan persamaan atau perbedaan antara kedua jenis manusia tersebut. Ketika masalah wanita dibahas oleh al-Qur’an dan hadits, hal tersebut tidak dapat dilihat sebagai sebuah keistimewaan yang melebihkannya dari pria.

Dalam masalah ibadah umpamanya, tidak ada satu iabadah pun yang tidak melibatkan wanita. Bahkan dalam masalah haid sekalipun, meski ada riwayat yang mengatakan, “Tinggalkanlah salat ketika kamu dalam keadaan haid.
Sebab ada riwayat , bahwa jika seorang wanita dalam keadaan haid kemudian ia berudhu dan duduk di tempat shalatnya pada saat waktu shalat wajib tiba, kemudian menghadap kibalat sambil berzikir, maka ia akan memperoleh pahala shalat yang saat itu tidak boleh  dilakukannya. Maka itu, tidak ada satu pun bentuk kesempurnaan yang hanya dapat digapai  kaum pria saja, sehingga wanita terhalang untuk mendapatkannya. Tentunya masalah-masalah fiqhilah yang mengurusi pembagian masalah tehnis pelaksanaan, apa saja yang harus dilakukan pria dan tidak boleh dilakukan wanita. Namun, sekali lagi itu hanya berkaitan dengan pelaksanaan teknis semata. Adapun dalam masalah pengetahuan tafsir, filsafat dan irfan, tidak ada pembahasan tentang perbedaan antara pria maupun wanita, yang menentukan adalah sisi kemanusiaan. Oleh sebab itu, jika permasalahannya adalh pendidikan roh, maka roh bukan pria maupun wanita,  karena di sini semua sama. Sementara itu ayat-ayat al-Qur’an yang banyak menggunakan bentuk maskulin dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Kelompok pertama, ayat-ayat yang tidak dikhususkan untuk satu jenis saja seperti ayat yang menyebutkan kata an-nas atau insane (manusia) atau yang disebut dengan kata man (siapa).

Kelompok kedua, ayat-ayat yang berbicara tentang pria seperti ayat-ayat yang menggunakan bentuk maskulin (kata yang mengandung arti banyak dengan diakhiri dengan huruf waw dan nun atau ya’ dan nun seperti kata muslimun atau muslimin), dan ayat yang mengandung arti maskulin sebagai kata ganti dari kata nas atau yang lainnya, misalnya kata yu’allimikum dan lain-lain. Semua itu berdasarkan bahasa tersendiri yang digunakan al-Qur’an.

Ketika mereka ingin mengatakan, “orang-orang berkata demikian, orang-orang mengharapkan demikian, orang-orang menyuarakan demikian”, kata “orang-orang” yang dalam bahasa Arabnya an-nas bukanlah sebagai lawan dari kata an-nisa (wanita) namun yang dimaksudkan an-nas (orang-orang) adalah khalayak ramai. Dari sini, maka kita pun tidak dapat menyimpulkan bahwa al-Qur’an selalu cenderung menggunakan bentuk maskulin dalam ungkapan-ungkapannya, karena hal itu cukup popular digunakan dalam dunia kesusastraan Arab.

Kelompok ketiga, kata-kata yang menggunakan kata pria dan wanita. Dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa dalam halini bukan masalah pria dan wanita, namun untuk menjelaskan bahwa antara pria dan wanita tidak terjadi perbedaan, hal itu seperti dalam firman Allah yang berbunyi;

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perrempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (Qs. An-Nahl:97)”

Al-Qur’an turun untuk membersihkan roh. Ketika roh beribadah dan mendekat kepada Allah SWT. dia dihukumi sebagai ‘amil, artinya orang yang melakukan, baik fisiknya berjenis wanita maupun pria; ia tidak berbeda. Jika demikian, maka dalam hal makrifat Allah, keikhlasan dan kemauan teguh, tidak ada perbedaan antara pria maupun wanita.
Jelaslah bahwa gender tidaklah berperan dalam hal menerima ajaran-ajaran al-Qur’an. Allah SWT. mengatakan bahwa fisik manusia pertama (Adam as) adalah bersumber dari tanah (thin); “sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah (Qs. Shad: 71).

Terkadang Allag SWT. mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat kering (shalshal), juga hama’ masnun (Lumpur hitam yang diberi bentuk)“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk (Qs. Al-Hijr: 26).

Jika demikian, apa yang akan dibanggakan manusia? Jika harus membanggakan sesuatu, maka kebanggaan yang hakiki adalah terhadap sesuatu yang tidak dapat kita banggakan. Faktor yang dapat dibanggakan hanya ketakwaan saja, yang tidak boleh disertai kesombongan dan kebanggaan.

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorangperempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang peling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengethaui lagi maha mengenal (Qs. Al-Hujarat: 13).
           
Ayat ini seakan-akan menyeru umat manusia; jika kalian menginginkan kebanggaan dengan jasad kalian, maka pria diciptakan dari wanita. Begitu pula pria dan wanita, mereka juga diciptakan dari pria dan wanita. Jasad pria tidak lebih utama dari jasad wanita atau sebaliknya. Jika ada orang, jenis manusia atau ras yang ingin membanggakan tubuhnya, maka katakanlah padanya bahwa sesungguhnya setiap ras dari kalian berasal dari wanita dan pria.

Masalah ras dan bahasa merupakan faktor untuk saling mengenal dan identitas alami. Manusia tidak dapat menghilangkan identitas tersebut, ke mana ia pergi pasti membawanya. Wajah, bentuk, tubuh, bahasa, dialek dan lain-lainnya merupakan identitas alami manusia yang melekat pada tubuh. Adapun roh adalah satu, ia bukan barat dan bukan timur, ia bukan Arab dan bukan pula non Arab dan seterusnya.
Identitas bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan. Jika demikian tidak ada sedikit pun –bagi manusia- peluang untuk saling ingin berbangga diri, karena seluruh manusia terdiri dari pria dan wanita, dan suku atau bangsa seluruhnya berkaitan dengan jasad, sementara roh tidak demikian.

Ia (roh) memiliki pembahasan lain yang tidak masuk pada pembahasan tentang identitas dan lain-lainnya. Jika seseorang menginginkan untuk bangga, maka janganlah membanggakan dirinya namun banggalah dengan takwanya

Pada dasarnya manusia yang lahir dan berkembang mengikuti dan mencontoh nilai-nilai yang berada di lingkunganya, hal ini tidak terlepas dari peranan wilayah sekitar yang memberikan contoh dalam perkembangan pada setiap manusianya. Budaya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan manusianya, sebagai contoh, setiap manusia memiliki naluri dan kemampuan menyerap apa yang menjadi contoh di kehidupanya, di ibaratkan sebuah balon gas berwarna warni yang dapat terbang di udara, kita melihat balon itu dapat terbang bukan berdasarkan warnanya, namun yang menjadi intinya adalah isi dari balon tersebut. Dari beberapa panjabaran diatas ada beberapa sedikit kesimpulan yang di ambil tentang makna kebudayaan, dimana kebudayaan sangat berperan penting dalam setiap kehidupan manusia sebagai landasan berfikir dan bertindak.

Dengan memaknai dan mengamalkan arti dari kebudayaan kita dapat menyimpulkan bahwasanya kebudayaan sebagai landasan dasar manusia untuk berkembang dan bertindak di dalam kehidupan. Jika kita mengutip perkataan dari beberapa tokoh seperti yang di utarakan Mohamad Hatta tentang kebudayaan, dimana kebudayaan selalu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat baik, jadi kebudayaan menurut Hatta sendiri adalah suatu hal yang lebih ditekankan pada hal yang baik dan tidak terkesan negative. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang belajar ilmu matematika dan kemudian dalam pengamalanya ilmu tersebut di gunakan bukan untuk hal yang bersifat negative namun ilmu tersebut di gunakan untuk membangun kehidupan sesama manusianya.

Proses humanisasi adalah hal yang harus ditekankan dalam kehidupan bermasyarakat, ketika manusia bisa memanusikan sesamanya, hal ini jelas sangat penting di tekankan di kehidupan kita. Pengaruh globalisasi yang terbentuk dalam ruang-ruang yang lebih sempit (glokalisasi) yang diutarakan Ritzer, sangatlah mengusik tatanan budaya pada masyarakat lokalnya. Cepatnya arus informasi, teknologi dan perputaran barang pada satu waktu yang bersamaan dapat memberikan kemudahan bagi manusianya, namun disisi lain hal ini sangat berpengaruh terhadap tatanan budaya lokalnya. Tatanan nilai-nilai lokal harus di pelihara sedemikian baik sehingga masyarakat dapat memfilter segala bentuk hal yang dapat merusak tatanan budaya masyarakat lokalnya.

Berkaca pada kondisi sekarang ini, begitu banyak kejadian yang mengusik hati kita, seperti ketika manusia tidak dapat menjaga sesamanya, kemiskinan yang tidak dapat di tuntaskan. Hal ini tidak terlepas dari rusaknya dan tidak berfungsinya manusia dalam mengamalkan makna kebudayaan yang sebenarnya. Budaya adalah sebagai dasar yang membentuk setiap prilaku manusianya, jika budaya yang bersifat baik dapat diamalkan maka tatanan kemanusiaan akan terjaga dengan baik, namun jika budaya sudah tidak bias lagi di pahami dan dimaknai dan terkesan terusak dan terabaikan maka akan timbul hal yang sebaliknya.



BAB IV
ANALISIS, SARAN DAN KESIMPULAN

4.1       ANALISIS
A.    Nilai , Budaya , Dan Nusantara

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebutKepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Nilai budaya mencakup tradisi lisan, bahasa, festival budaya, ritus dan kepercayaan, musik dan lagu-lagu, seni pertunjukan, pengobatan tradisional, literatur, makanan tradisional serta olah raga dan permainan tradisional . Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.

Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Nusantara  adalah Nusantara merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera sampai Papua. Variasi istilah hiperkorek yang juga dikenal adalah Nuswantara.Kata ini tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16), untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit. Setelah sempat tenggelam, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara  sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut Hindia-Belanda yang belum terwujud. Ketika penggunaan nama "Indonesia" (berarti Kepulauan Hindia) disetujui untuk dipakai untuk ide itu, kata Nusantara tetap dipakai sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Pengertian ini sampai sekarang dipakai di Indonesia. Akibat perkembangan politik selanjutnya, istilah ini kemudian dipakai pula untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia, termasuk Semenanjung Malaya namun biasanya tidak mencakup Filipina. Dalam pengertian terakhir ini, Nusantara merupakan padanan bagi Kepulauan Melayu (Malay Archipelago), suatu istilah yang populer pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, terutama dalam literatur berbahasa Inggris

B.     Pudarnya Budaya  Bangsa Akibat Pengaruh Dari Luar

 Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal.                                                                                                                                                           

Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

1.    Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
a.      Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
b.      Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
c.       Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

2.        Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
a.      Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
b.      Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c.       Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
d.      Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e.      Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

C.     PENTINGNYA BUDAYA DI MASYARAKAT

Kita menyadari bahwa setiap budaya memiliki kekhasannya masing-masing. Bahkan seringkali saling bertolak belakang. Di satu budaya sikap tertentu dapat diterima, namun dalam budaya yang lain tidak. Sebagai contoh ketika saya seorang Jawa berada di Tumbangtiti (kota kecil yang letaknya sekitar 100 km dari Ketapang, Kalimantan Barat) menanyakan tujuan kepada tetangga dekat yang hendak bepergian. Kemudian dijawab dengan sepatah kata “entah” yang bagi saya cukup mengagetkan. Padahal konteks pembicaraan itu bermaksud untuk menyapa, namun berbeda tanggapannya.Dari pengalaman itu, saya merasakan perlunya pemahaman lintas budaya sehingga perbedaan itu tidak mengakibatkan persoalan atau kesalahpahaman bagi kedua pihak yang terlibat. Dalam banyak kasus, konflik budaya mudah ditemui di berbagai tempat pertemuan multi budaya seperti Yogya dan kota-kota besar lainnya. Maka dalam artikel ini, saya hendak membahas permasalahan konflik kultural dalam kasus di atas.Pertama-tama kita perlu menyadari dua budaya antara Jawa dan Kalimantan. Salah satu falsafah Jawa adalah tepa salira terhadap sesama. Artinya kurang lebih saya artikan sebagai sikap saling menghargai terhadap sesama. Falsafah itu mengandung konsekuensi bahwa setiap orang bertanggung jawab juga terhadap kehidupan orang lain. Maka, ia perlu mengerti pula urusan orang lain pula. Dalam hal ini, konteksnya adalah basa-basi untuk mendekatkan relasi dengan tetangga.                                                                                       

Tambah lagi, jawaban dari pertanyaan itu bukanlah tujuan yang utama. Sementara itu, masyarakat Kalimantan yang dipengaruhi oleh keluasan alam dan lingkungan mereka membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan orang Jawa. Kebudayaan dipengaruhi juga oleh luas wilayahnya. Semakin luas wilayah kehidupan budaya tertentu, maka semakin luas pula ruang yang diperlukan oleh mereka. Itu berarti bahwa mereka semakin independen dan tak ingin dicampuri urusannya. Maka sebagai jawaban atas pertanyaan di atas adalah tidak menjawab. Secara spontan, pertanyaan di atas juga mengusik kebebasan mereka sehingga menimbulkan stimulus untuk bereaksi spontan dan emosional.

Berdasarkan analisis di atas, persoalannya terletak pada keluasan ruang bebas yang diperlukan oleh masing-masing budaya. Budaya yang satu membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan oleh budaya yang lain. Sementara budaya yang lain justru merasa bahwa ruang bebas itu dibentuk secara bersama-sama. Apabila dicermati lebih lanjut, maka masing-masing memiliki aturan berbeda yang menerangi realitas yang sama yaitu mengenai penempatan diri terhadap orang lain. Aturan yang satu cenderung mengambil jarak, sementara yang lain cenderung makin menghilangkan jarak dalam tataran relasi bermasyarakat.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan di sini bahwa konflik budaya memungkinkan munculnya masalah yang lebih besar bagi kedua pihak yang bersalah paham. Persoalan kecil, tentang sapaan untuk berelasi dalam masyarakat dapat menghancurkan tujuan yang sebenarnya yaitu untuk bermasyarakat.

Bagaimanapun juga konflik budaya sangat berpeluang memunculkan permasalahan di dalam masyarakat multikultural seperti Yogya. Karenanya, siapa saja dan terutama orang-orang muda perlu belajar tentang pemahaman lintas budaya sehingga mereka dapat memahami perbedaaan budaya sebagai kesempatan untuk memperkaya budaya dan seni hidup manusia.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat  tersebut sebagian besar dipenuhi oleh  Kebudayaan yang bersumber pada masyarakat  itu sendiri. Mengapa sebagian besar? ..... Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.

Solusi Untuk Menyadarkan Masyarakat Akan Kekurangan Dalam Kebudayaan
1.     Mencoba membangun kembali kesadaran masyarakat Indonesia terutama para pemuda pemudinya akan pentingnya suatu kebudayaan bagi negara dan tetap melestarikan kekayaan budaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya daerah sehingga membuat bangsa Indonesia menjadi suatu masyarakat majemuk yang berpadu dalam satu budaya nasional yang lebih dikenal dengan sebutan budaya Indonesia.
2.     Memberikan pengarahan kepada masyarakat Indonesia akan arti kebudayaan dan bagaimana cara melestarikannya.
3.     Memberikan pendidikan kepada masyarakat Indonesia terutama para generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara Indonesia bahwa kebudayaan yang beraneka ragam dapat menjadi harta karun serta aset yang berharga bagi suatu negara di mata dunia apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini.
4.    Mengarahkan bangsa Indonesia agar memiliki rasa cinta dan bangga akan kekayaan kebudayaan yang dimiliki, karena kemakmuran suatu negara tidak hanya dinilai dari sektor ekonomi atau politiknya saja, tetapi dari semua sektor termasuk sektor kebudayaan.


4.2       SARAN
Keanekaragaman budaya yang ada di nusantara hendaknya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi lebih baik jika dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beragam tersebut agar kita dapat menjadi bangsa yang besar dan mau serta mampu menghargai kebudayaan tersebut.
 Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan dalam masyarakat agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya tetap lestari, tidak terkena dampak buruk yang datang akibat perubahan pesat yang terjadi di dunia. Melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suatu kedamaian dan keharmonisan, tidak ada perpecahan di antara kita semua.

4.3       KESIMPULAN
Melalui fakta-fakta yang telah diperoleh dan dibahas di dalam makalah ini, sulit dibayangkan bila semua orang yang berpijak di atas bumi hanya mempunyai satu kebudayaan yang sama. Di era globalisasi seperti sekarang ini saja, kita dapat melihat hampir semua orang di dunia terorganisasi ke dalam etnis atau kebangsaan tertentu dan dioperasikan dibawah sistem yang berbeda-beda, berbicara dalam bahasa yang berbeda, dan mempunyai kebudayaan yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sekuat atau secanggih apapun sistem komunikasi dan transportasi yang ada di dunia ini tidak akan mampu menciutkan seluruh kebudayaan menjadi hanya satu kebudayaan saja. Dunia ini tidak akan menjadi sebuah desa global atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan global village seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang. Dunia ini akan tetap menjadi dunia yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Tidak akan ada satu kebudayaan yang mampu menggabungkan seluruh kebudayaan berbeda yang ada di dunia ini atau mungkin menggantikannya. Yang ada hanyalah, dengan teknologi canggih dan sistem komunikasi serta transportasi yang canggih seperti sekarang ini, orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda dapat melakukan pertukaran kebudayaan yang dapat memperkaya pengetahuan mereka akan kebudayaan yang dimiliki oleh negara lain.



DAFTAR PUSTAKA

Aisyahbana,Takdir,St,1961,puisi lama,PT.Pustaka Rakyat,jakarta.

Anshari,H.Endang saifuddin,M.A.,1982,ilmu,falsafat dan agama,PT.Bina Ilmu,surabaya.

Sultan Takdir Alisjahbana, Antropologi Baru, (Jakarta: Dian Rakyat, 1986).

H.M. Yusran Asmuni, Dirasah Ilmiyah I Pengantar Studi Al-Qur’an Al –Hadits Fiqh dan Pranata Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 1

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I (Jakarta: UI-Press, 1985), h. 1.

Prof. Dr. H. Said Agil Husain  al-Munawar, M.A. Fikih Hubungan antar Agama (Cet. III; Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), h. 89.



Fathoni, H.Abdurrahmat, Antropologi Sosial Budaya, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006), h.63.





Makalah tersebut merupakan makalah yang didapat yang bersumber dari berbagai sumber sehingga nantinya diharapkan, makalah ini bisa membantu teman teman yang kesulitan untuk membuat makalah menjadi lebih mudah dalam membuat makalah. Terutama untuk makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan judul MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA NUSANTARA. 


Rekomendasi Post



0 Komentar untuk "MAKALAH RAGAM KEBUDAYAAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA NUSANTARA"

Komentarlah Dengan Baik dan Benar. Jangan ada SPAM dan beri kritik saran kepada blog ILMU DUNIA DAN AKHIRAT.

Mengingat Semakin Banyak Komentar SPAM maka setiap komentar akan di seleksi. :)

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." (HR. Bukhari)

>TERIMA KASIH<

ILMU DUNIA DAN AKHIRAT. Powered by Blogger.
Back To Top